Indonesia Diprediksi Mengalami Hiperendemi, Apa itu Hiperendemi?

Ilustrasi virus corona.
Sumber :
  • Freepik/pikisuperstar

VIVA – Kasus COVID-19 di Indonesia semakin mendapat perhatian. Belum lama ini, ahli menyebut bahwa kondisi virus corona di Indonesia disebut-sebut akan mengalami Hiperendemi.

Viral Diduga Pesta Gay, Pengamat Sebut LGBT Seperti Virus COVID-19 Bergaya Hedon di Media Sosial

Lantas apakah hiperendemi tersebut? Dalam istilah epidemiolog, istilah hiperendemi digunakan untuk merujuk pada penyakit yang terus menerus hadir dalam suatu populasi dengan tingkat insiden dan atau prevalensi yang tinggi dan sama-sama mempengaruhi semua kelompok semua umur.

Dilansir dari laman CDC, hiperendemi mengacu pada tingkat kejadian penyakit yang persisten dan tinggi. Kondisi ini mengacu pada kondisi sebaran virus yang konstan dalam suatu populasi yang terdapat dalam suatu wilayah.

Indera Penciuman Belum Normal Pasca COVID-19, Ini Kata Peneliti

Kadang-kadang, jumlah penyakit dalam suatu komunitas meningkat di atas tingkat yang diharapkan. Di sisi lain, menurut definisi yang diberikan oleh Institut Robert Koch di Jerman, hiperendemisitas tidak selalu dikaitkan dengan tingkat kejadian yang tinggi.

Penyakit hiperendemi adalah penyakit yang ada di mana-mana dengan sirkulasi yang sedang berlangsung di daerah endemik dengan tingkat prevalensi yang tinggi.

Jangan Abai, Stres Bisa Sebabkan Pasien COVID-19 Makin Parah

Akibatnya, suatu wilayah hiperendemi menunjukkan angka kejadian yang relatif rendah tetapi pada saat yang sama menimbulkan risiko infeksi yang tinggi bagi orang-orang yang datang ke wilayah tersebut.

Menurut definisi lain yang membahas malaria, daerah hiperendemis didefinisikan sebagai daerah dengan tingkat endemisitas tinggi secara musiman di mana kekebalan tidak berhasil mencegah efek penyakit untuk semua kelompok umur.

Di sisi lain, Epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman angkat bicara mengenai kondisi Indonesia yang disebut-sebut akan mengalami hiperenedemi. Dirinya menjelaskan bahwa hiperendemi di Indonesia akan terjadi dalam beberapa tahun ke depan.

"Hiperendemi itu setelah endemi dan itu masih lama. Itu salah satu bentuk endemi dimana kasus itu sama di semua golongan usia, itu hiperendemi. Tapi itu empat lima tahun lagi belum saat ini. Dan ketika terjadi hiperendemi ya dikendalikan tapi terus terjadi seperti Demam berdarah itu demam berdarah itu hiperendemi," kata Dicky Budiman kepada VIVA.co.id, Jumat 27 Agustus 2021.

Dalam pembahasan demam berdarah, keadaan hiperendemi ditandai dengan sirkulasi terus menerus dari beberapa serotipe virus di daerah di mana kumpulan besar host yang rentan dan vektor yang kompeten (dengan atau tanpa variasi musiman) selalu ada.

Dalam contoh lain, Organisasi Kesehatan Dunia mendefinisikan malaria menjadi hiperendemik jika persentase orang dengan pembesaran limpa (tingkat limpa) terus-menerus lebih besar dari 50% untuk semua kelompok umur.

Ilustrasi COVID-19/virus corona

Pakar Ungkap Risiko Paparan COVID-19 di Tengah Polusi Udara Buruk

Pakar paru Dr dr Erlina Burhan, M.Sc, Sp.P(K) yang menegaskan bahwa paparan polusi udara buruk dalam jangka panjang bisa mengakibatkan bahaya pada sistem pernapasan.

img_title
VIVA.co.id
13 September 2023