Apa Itu Miokarditis yang Jadi Efek Samping Langka Vaksin Pfizer?

Ilustrasi serangan jantung
Sumber :
  • Pexels

VIVA – Menteri Kesehatan Selandia Baru melaporkan kasus kematian yang berkaitan dengan vaksin COVID-19 Pfizer/BioNTech. Disebutkan, wanita yang meninggal itu mengalami efek samping miokarditis usai menerima vaksin Pfizer.

“Ini merupakan kasus pertama di Selandia Baru di mana kematian setelah vaksinasi berkaitan dengan vaksin COVID-19 Pfizer,” ujar Menteri Kesehatan Selandia Baru dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Reuters, Selasa, 31 Agustus 2021.

Terkait peristiwa itu, Pfizer mengatakan bahwa pihaknya mengakui adanya kemungkinan miokarditis usai vaksinasi, namun efek samping tersebut sangat jarang terjadi.

“Pfizer menanggapi kejadian buruk vaksin kami dengan sangat serius. Manfaat vaksinasi dengan vaksin Pfizer COVID-19 jauh lebih besar daripada risiko infeksi dan efek sampingnya, termasuk miokarditis,” ujar pihak Pfizer.

Apa itu miokarditis?

Melansir Mayo Clinic, miokarditis adalah peradangan pada otot jantung. Peradangan atau inflamasi tersebut dapat mengurangi kemampuan jantung untuk memompa, sehingga menyebabkan irama jantung yang cepat atau tidak normal.

Miokarditis yang sudah parah dapat menyebabkan jantung menjadi lemah. Akibatnya, tubuh berisiko tidak mendapatkan cukup darah dan pembekuan darah dapat terbentuk di jantung, sehingga menyebabkan stroke atau serangan jantung.

Gejala miokarditis

Pada tahap awal, miokarditis akan menimbulkan sejumlah gejala ringan, seperti nyeri dada, detak jantung yang cepat atau tidak teratur, atau sesak napas. Namun, ada pula yang tidak merasakan gejala apapun pada stadium awal.

Tanda dan gejala miokarditis pun bervariasi, tergantung pada penyebab penyakitnya. Beberapa gejala yang umum meliputi:

  • Nyeri di dada
  • Irama jantung yang cepat dan tidak normal
  • Napas pendek saat istirahat atau saat beraktivitas
  • Penumpukan cairan dengan pembengkakan di kaki dan pergelangan kaki
  • Kelelahan
  • Sakit kepala
  • Nyeri sendiri
  • Demam
  • Sakit tenggorokan
  • Diare.

Terkadang, gejala miokarditis mirip dengan gejala serangan jantung. Jadi, apabila kamu merasa nyeri di dada tanpa alasan jelas dan merasa sulit bernapas, segera lakukan pemeriksaan ke dokter.

Penyebab miokarditis

Penyebab miokarditis sering kali tidak teridentifikasi. Terdapat banyak penyebab potensial, namun risiko seseorang mengembangkan miokarditis jarang terjadi. Penyebab potensial miokarditis meliputi:

1. Virus

Banyak virus yang berkaitan dengan miokarditis, termasuk virus penyebab common cold atau masuk angin, COVID-19, hepatitis B dan C, parvovirus, dan virus herpes simplex. Virus penyebab AIDS juga berisiko menyebabkan peradangan pada otot jantung.

2. Bakteri

Bakteri yang dapat menyebabkan miokarditis meliputi staphylococcus, streptococcus, bakteri penyebab difteri dan bakteri tick-borne yang bertanggung jawab atas penyakit Lyme.

3. Parasit

Sejumlah parasit yang bisa menyebabkan serangan miokarditis adalah parasit yang biasanya disebarkan oleh serangga atau hewan.

4. Jamur

Infeksi jamur, seperti candida, histoplasma, dan aspergillus yang sering ditemukan pada kotoran burung juga bisa menyebabkan miokarditis, khususnya pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.

Program Restrukturisasi Kredit Terdampak COVID-19 Berakhir, OJK Ungkap Alasan Tak Diperpanjang

Komplikasi

Biasanya, miokarditis akan hilang dengan sendiri tanpa komplikasi permanen. Namun, miokarditis yang parah dapat merusak otot jantung secara permanen, sehingga berisiko menyebabkan komplikasi, seperti gagal jantung, serangan jantung atau stroke, irama jantung cepat atau tidak normal, dan kematian mendadak.

Keuskupan Agung Jakarta Sebut Paus Fransiskus Akan Kunjungi Indonesia September 2024
Chicco Jerikho

Sempat Hilang Kesadaran Akibat Sepsis, Chicco Jerikho Ngerasa Dikasih Kesempatan Kedua

Chicco Jerikho bercerita mengenai pengalaman kurang menyenangkan saat dirinya mengidap sepsis pada 2021 lalu. Informasi itu disampaikan langsung oleh Chicco Jerikho.

img_title
VIVA.co.id
30 April 2024