- Pexels/Kat Jayne
VIVA – Tak sedikit masalah kesehatan mental yang dialami oleh perempuan di berbagai kalangan. Terlebih, pandemi COVID-19 membawa dampak yang berkaitan dengan stres hingga depresi pada kaum hawa. Bisakah dicegah?
Rupanya, pencegahannya sangat sederhana dan mudah. Dituturkan pendakwah sekaligus praktisi medis, dr Aisah Dahlan, para perempuan bisa menghindari masalah kesehatan mental melalui bicara. Hal itu pun menjadi landasan kampanye Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
"WHO membuat kampanye mencanangkan perempuan supaya tidak depresi, apa kampanyenya? 'Lets talk, ayo bicara'," jelas Aisah Dahlan dalam kanal Youtube Pecinta Aisah Dahlan, Jumat 10 September 2021.
Disebutkan para ahli, perempuan dinilai lebih mudah depresi dibanding laki-laki. Bukan tanpa sebab, hormon yang diproduksi perempuan mengaitkan depresi dengan perubahan fase yang dialami perempuan. Sebab pada dasarnya, para perempuan mengalami tiga fase di hidupnya yakni (puber) menstruasi, melahirkan, dan menopause.
Ada pun gejala stres dan depresi dapat dikenali sejak dini mulai dari timbulnya jerawat yang biasanya jarang ada, hingga rambut rontok. Selain itu, waspadai juga tanda depresi saat merasa sulit tidur, tidak nafsu makan, sakit perut atau kepala berlebih, serta sulit konsentrasi.
Untuk itu, Aisah Dahlan menyarankan agar depresi itu bisa dicegah melalui bicara dan mengungkapkan isi hati kepada sahabat terpercaya. Jika tak mampu mengutarakannya, segera mencari tenaga profesional agar tak memendam segala sesuatu yang berdampak pada stres dan depresi.
"Kalo bicara sama orang, kita cari sahabat yang amanah. Makanya kalau nggak ada juga, cari tenaga profesional untuk mendengarkan. Dengerin aja karena buat perempuan, ngomong itu sama aja dia menasehati dirinya," imbuhnya.