Pandemi Bikin Banyak Orang Takut Keluar Rumah karena FOGO, Apa Itu?

Ilustrasi virus corona/COVID-19.
Sumber :
  • Freepik/freepik

VIVA – Beberapa negara mulai melonggarkan aturan lockdown. Begitu pun di Indonesia yang sudah mulai menurunkan kebijakan PPKM menjadi level 3.

Meski sebagian besar orang merasa bersemangat kembali ke kehidupan 'normal', tapi ada sebagian lagi yang justru merasa khawatir dan ketakutan. Kondisi itu disebut dengan FOGO.

Pandemi tidak dimungkiri mengubah banyak hal, termasuk menimbulkan kekhawatiran bagi sebagian orang karena ancaman virus. Dalam tahap tertentu, perasaan itu bisa mengarah pada gangguan kecemasan.

Apa itu FOGO?

Fear of going out (FOGO) dikenal juga dengan sebutan kecemasan pasca lockdown. Menurut badan amal kesehatan mental Anxiety UK, FOGO adalah ketakutan atau kekhawatiran kembali ke kehidupan normal saat peraturan lockdown mulai dilonggarkan.

Kekhawatiran tersebut bisa dipahami karena selama setahun terakhir, sudah tertanam pada masyarakat bahwa interaksi dengan orang lain, terutama di ruang tertutup sangat berisiko dan bisa berbahaya.

Anxiety UK juga melaporkan bahwa gagasan untuk mencabut atau melonggarkan lockdown telah menyebabkan peningkatan kecemasan bagi hampir 67 persen peserta survei terbaru mereka. Pada akhirnya, para profesional kesehatan mental memperhatikan bahwa kecemasan meninggalkan rumah dan kehidupan setalah lockdown telah meningkat.

Penyebab kecemasan setelah lockdown

mRNA: Vaksin Masa Depan dan Kunci Ketahanan Nasional?

Salah satu pemicu kecemasan tersebut adalah ketidakpastian di dunia luar. Rumah dianggap sebagai tempat paling aman. Rumah yang permukaannya selalu didesinfeksi menjadi surga bagi banyak orang.

"Setelah Anda berada di dalam rumah untuk waktu yang lama, rasanya sangat aneh untuk pergi keluar dan orang-orang mungkin kehilangan kepercayaan pada hal-hal yang sudah lama tidak mereka lakukan," ujar CEO Anxiety UK dikutip dari laman Top Doctors.

Bandara Soekarno Hatta Raih Penghargaan 'The Most Recovered Airport' di Asia Pasifik

Hal senada juga disampaikan oleh psikoterapis berlisensi dan direktur The Center for Anxiety and OCD, Sheva Rajaee.

"Sangat wajar untuk memiliki FOGO setelah satu tahun atau lebih dalam situasi lockdown," katanya dikutip dari CNBC.

Korban Dugaan Pelecehan Seksual oleh Rektor Nonaktif UP Mengaku Trauma Lihat Gedung Kampus

"Tetapi FOGO lebih dari sekadar rasa takut akan sakit, itu juga dapat dipengaruhi oleh semacam kecemasan sosial situasional yang banyak berkembang sebagai akibat dari lockwon selama satu tahun atau lebih," lanjutnya.

Lantas, bagaimana mengatasi kecemasan itu? Cari tahu lebih lanjut di tautan ini.

Yoki

Menggenggam Kilau Emas, Kisah Inspiratif Yoki Hardian Tenggara

Dengan fokus pada kualitas emas dan kepercayaan konsumen, Yoki optimis dapat terus bersaing dan berkembang di pasar yang dinamis dan terus berubah.

img_title
VIVA.co.id
28 April 2024