Temuan Baru, COVID-19 Bisa Tingkatkan Gula Darah dan Komplikasi

Ilustrasi virus corona COVID-19
Sumber :
  • pixabay

VIVA – Hingga saat ini, COVID-19 masih melanda dunia. Selain mempengaruhi orang yang sehat, virus corona ini berdampak besar pada mereka yang memiliki komorbid termasuk diabetes.

783 Juta Orang Akan Menderita Diabetes Tahun 2045

Temuan terbaru menunjukkan, virus corona baru dapat menyebabkan kadar gula darah pada seseorang meningkat dan juga dapat menyebabkan komplikasi lebih lanjut. Hiperglikemia, ciri inti diabetes, dikaitkan dengan peradangan dan melemahnya kekebalan terhadap infeksi, dan diakui sebagai faktor risiko signifikan untuk COVID-19 parah di awal pandemi.

Namun, dokter kemudian mulai menemukan bukti COVID-19 dikaitkan dengan hiperglikemia pada pasien yang tidak memiliki riwayat diabetes.

5 Manfaat Rebusan Air Daun Salam, Bisa Bantu Kurangi Kadar Gula Darah

Dalam studi yang dilaporkan dalam jurnal Cell Metabolism, para peneliti menemukan, infeksi mematikan menginduksi hiperglikemia dengan mengganggu produksi sel lemak dari adiponektin, hormon yang diproduksi oleh sel-sel lemak yang biasanya memiliki efek perlindungan terhadap diabetes dengan meningkatkan sensitivitas insulin.

"Kami biasanya tidak berpikir bahwa sel-sel lemak sangat aktif, tetapi sebenarnya mereka mensintesis banyak protein pelindung untuk tubuh Anda dan tampaknya SARS-CoV-2 dapat menonaktifkan perlindungan itu pada banyak pasien," kata Associate Profesor kedokteran dan ahli jantung di New York-Presbyterian/Weill Cornell Medical Center, James Lo seperti dikutip dari laman Times of India, Senin, 4 Okrober 2021.

Pilkada 2024 Berbeda dan Lebih Kompleks dibanding Pilkada Serentak Sebelumnya, Menurut Bawaslu

Untuk penelitian ini, tim menganalisis catatan 3.854 pasien yang dirawat di rumah sakit dengan COVID-19 dalam beberapa bulan pertama pandemi di AS. Mereka menemukan proporsi yang sangat tinggi (49,7 persen) dari pasien ini mengalami hiperglikemia atau mengembangkannya selama mereka dirawat di rumah sakit.

Dibandingkan dengan pasien dengan kadar gula darah normal, pasien dengan hiperglikemia sembilan kali lebih mungkin untuk mengalami disfungsi paru-paru parah (acute respiratory distress syndrome, atau ARDS), 15 kali lebih mungkin diberikan ventilasi mekanis, dan tiga kali lebih mungkin meninggal.

Tes lebih lanjut juga mengungkapkan, pasien ARDS COVID-19 mengalami penurunan kadar adiponektin darah yang parah. Hiperglikemia juga terjadi pada pasien dengan influenza berat atau pneumonia bakteri,terutama oleh kematian atau disfungsi sel beta yang memproduksi insulin, yang merupakan hormon utama yang mengatur kadar gula darah.

"Sebaliknya, hiperglikemia pada pasien COVID-19 terutama disebabkan oleh resistensi insulin, di mana insulin hadir tetapi jaringan yang biasanya bekerja tidak lagi sensitif terhadapnya," kata penulis pertama Moritz Reiterer, seorang rekan postdoctoral di Center.

"Pasien dengan obesitas, misalnya, mungkin lebih rentan terhadap COVID-19 karena mereka mungkin sudah memiliki beberapa tingkat resistensi insulin dan disfungsi sel lemak, dan mungkin sel lemak mereka lebih rentan terhadap infeksi," tambah Lo.

Saat ini, belum ada laporan vaksin COVID yang mengganggu kadar gula darah dalam tubuh.

Banyak pasien diabetes telah menerima vaksin COVID mereka dan hanya melaporkan efek samping yang umum terjadi pada hampir semua orang. Dokter merekomendasikan semua orang yang termasuk dalam kriteria kelayakan untuk mendapatkan vaksinasi sendiri. Karena potensi gelombang ketiga sudah dekat, penting bagi semua orang untuk memprioritaskan vaksinasi dengan segala cara.

Selain itu, penting bagi masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan, dengan menerapkan 5M (mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan dan mengurangi mobilitas).

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya