Studi: Minum Alkohol Dalam Jumlah Ini Turunkan Risiko Penyakit Jantung

Ilustrasi minuman beralkohol.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Penyakit jantung terjadi ketika suplai darah jantung tersumbat atau terganggu oleh penumpukan zat lemak di arteri. Sebuah studi baru yang dilakukan terhadap lebih dari 18 ribu orang tua dari Amerika Serikat dan Australia telah mengungkapkan bahwa minuman beralkohol dapat melindungi terhadap penyakit jantung jika dikonsumsi dalam jumlah sedang.

Tiga Pelajar di Blitar Terekam Mabuk di Tengah Sawah, Diduga Konsumsi Arak Jawa Campur Soda

Studi yang dilakukan oleh Monash University, telah menemukan bahwa konsumsi alkohol dalam jumlah sedang dikaitkan dengan risiko penyakit kardiovaskular dan kematian yang lebih rendah dari semua penyebab. Demikian dilansir dari laman Express, Rabu, 10 November 2021.

Bukti risiko yang lebih rendah ini tetap sama, bahkan ketika seseorang membandingkan peminum alkohol dengan totaler teh. Faktanya, hasil penelitian mengungkapkan, 3,5 -7 kali minuman beralkohol dalam rata-rata seminggu, lebih memberikan perlindungan dibanding tidak minum sama sekali.

5 Makanan dan Minuman yang Harus Dihindari oleh Ibu Menyusui

Studi tersebut adalah yang pertama kali dilakukan untuk melihat implikasi kesehatan jantung dari asupan alkohol. Meskipun minum alkohol berlebihan menjadi kontributor utama penyakit. Namun, konsumsi moderat atau dalam jumlah sedang tampaknya menjadi pengecualian.

Sementara studi sebelumnya juga menunjukkan, kondisi alkohol dalam jumlah moderat dikaitkan dengan risiko penyakit kardiovaskular yang lebih rendah.

5 Tips Ampuh untuk Hilangkan Lemak Perut yang Bikin Susah Gerak

Ilustrasi Scotch whisky/minuman beralkohol.

Photo :
  • Freepik/rawpixel.com

Studi baru yang diterbitkan dalam European Journal of Preventive Cardiology ini adalah yang pertama melihat risiko kejadian kardiovaskular dan kematian dari semua penyebab yang terkait dengan minum alkohol pada individu yang awalnya sehat dan lebih tua.

Lebih dari 18.000 peserta dalam penelitian ini berusia 70 tahun ke atas. Para peserta tidak memiliki riwayat penyakit kardiovaskular sebelumnya, mereka hanya menderita demensia atau cacat fisik yang membatasi aktivitasnya.

Kejadian penyakit kardiovaskular yang dipertimbangkan dalam penelitian ini adalah, kematian akibat penyakit jantung koroner, infark miokard non-fatal, stroke fatal dan non-fatal, kematian jantung atau vaskular non-koroner, dan rawat inap untuk gagal jantung.

Ilustrasi penyakit jantung.

Photo :
  • transindonesia.co

Para peserta kemudian melaporkan sendiri informasi tentang konsumsi alkohol, termasuk jumlah minum per minggu dan standar rata-rata per hari. Studi ini mengecualikan mantan peminum alkohol yang sudah berhenti mengonsumsi alkohol karena berbagai alasan kesehatan.

Berdasarkan informasi yang dikumpulkan melalui kuesioner, asupan alkohol dihitung dengan gram per minggu. Untuk peserta AS, minuman standar setara dengan 14 gram dan untuk peserta Australia adalah 10 gram.

Para peserta mengikuti percobaan ini selama rata-rata 4,7 tahun. Hasilnya menemukan bahwa risiko kejadian penyakit jantung koroner lebih rendah pada individu yang mengonsumsi 50-100 gram, 101-150 gram dan kurang dari 150 gram alkohol seminggu, dibandingkan dengan yang tidak pernah mengonsumsi alkohol.

Konsumsi 51-100 gram seminggu, juga dikaitkan dengan risiko lebih rendah dari semua penyebab kematian. Penelitian tersebut dipimpin oleh dokter Johannes Neumann dari Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Pengobatan Pencegahan, Universitas Monash, Australia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya