Ade Rai: Puasa Baik untuk Keimanan dan Keimunan

makanan sehat
Sumber :
  • Times of India

VIVA – Pada dasarnya, puasa menguji dan meningkatkan tingkat daya tahan tubuh kita. Namun, seringkali masyarakat kurang memperhatikan asupan nutrisi untuk menjaga kesehatan saat menjalankan ibadah puasa, terutama saat berbuka. 

Esports: PUBG Mobile Sukses Gelar Turnamen Komunitas hingga Influencer selama Ramadhan

Berdasarkan Asia Pacific Health Inertia Survey 2021, 75% responden menjelaskan bahwa mereka mulai menyadari pentingnya meningkatkan kesehatan mereka, terutama sejak kehadiran pandemi. Menurut Binaragawan dan Co-Creator Program Fita Ade Rai menyebutkan bahwa banyak yang tak memahami pentingnya arti sehat hingga enggan mengonsumsi pola makan yang tepat.

"Kita lupa ibarat sehat seperti buah dan bunga, wangi mekar segar, itu sebuah konsekuensi dari aktivitas kita. Di Fita kita ubah sikapnya itu. Kita bisa lihat bahwa mulut adalah sumber kesehatan dan kesakitan, kita lupa pemilihan sumber, akhirnya jadi keracunan," tutur Ade Rai, dal bincang virtual Fita, beberapa waktu lalu.

5 Tips Ampuh untuk Hilangkan Lemak Perut yang Bikin Susah Gerak

Ade Rai

Photo :
  • IG @ansperformanceindonesia

Menurutnya, sakit bisa saja disebabkan karena keracunan sumber makanan yang buruk maupun kekurangan alias defisiensi sumber nutrisi. Selama ramadan, kata Ade Rai, dua hal buruk tersebut sejatinya bisa diminimalisasi dengan 14 jam membiarkan tubuh tak mengonsumsi apapun.

5 Manfaat Luar Biasa Alpukat untuk Kesehatan Kulit Wajah, Bisa Cegah Penuaan Dini

"Beri kesempatan tubuh istirahat agar tubuh lebih cerdas. Yang mana kita sanga5 bergantung dengan karbohidrat. Dengan puasa, pelan-pelan pakai (kelebihan) lemak di tubuh kita. Puasa tak hanya memberikan kesucian iman, tapi juga memberikan kesucian secara keimunan," tuturnya.

Sayangnya, pemahaman akan arti puasa itu masih minim diterapkan. Sehingga kerap terlihat ketika berbuka puasa, banyak yang justru 'balas dendam' dengan porsi makan berkali lipat atau jenis asupan tinggi lemak dan gula.

"Padahal saat puasa sebenarnya dapat keuntungan karena badan pakai lemak untuk sumber tenaga. Satu jenis makanan saat buka puasa itu jadi solusi. Puasa itu jadi pahala aja. Dan biasanya saat tidak puasa,  jam 6-10 malam kita hanya makan sekali, kenapa tidak terapkan itu saat puasa juga? Abis berbuka lalu makan lagi saat sahur," ujar Ade Rai.

"Ketika puasa itu, semua kuat. Karena dilandasi pemahaman akan keimanan. Kalau punya pehamanan akan kesehatan, kita makan normal aja saat malam buka puasa itu," kata dia..

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya