Hore, Masyarakat RI Punya Hampir 100 Persen Antibodi COVID-19

Ilustrasi Sentra Vaksin ANTV dan tvOne. (Foto ilustrasi).
Sumber :
  • ANTV

VIVA – Tim peneliti Indonesia menemukan bahwa hampir 100 persen masyarakat di Jawa-Bali memiliki antibodi COVID-19. Meski pemicunya ini tak diketahui pasti, namun tingginya kadar antibodi tentu menjadi kabar baik bagi warga yang hendak berkumpul untuk mudik saat hari raya Idul Fitri.

Pilkada 2024 Berbeda dan Lebih Kompleks dibanding Pilkada Serentak Sebelumnya, Menurut Bawaslu

Hal itu diungkap dalam sero survei atau survei antibodi yang dilakukan oleh Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI).

"Disebabkan oleh vaksinasi, infeksi, atau keduanya. jadi cukup menjadi besar proporsinya yang sudah memiliki antibodi di Maret 2022 ini," kata epidemiolog FKM UI Muhammad N Farid, dalam konferensi pers virtual Kementerian Kesehatan RI, Rabu 20 April 2022.

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

Ada pun survei tersebut dilakukan di 21 kabupaten kota di pulau Jawa dan Bali sebagai asal dan tujuan mudik masyarakat. Sebanyak 2.100 sampel diteliti dengan masing-masing daerah diambil 100 sampel.

Peningkatan antibodinya sendiri cukup signifikan sebanyak 94,5 persen pada Desember 2021 dan kini menjadi 99,2 persen pada Maret 2022. Artinya, ada peningkatan sebesar 6,2 persen dalam kurun waktu 3 bulan. 

Singapore PM Lee Hsien Loong to Resign After Two Decades on Duty

Peningkatan antibodi ini juga termasuk pada kelompok lansia yang mencapai 97,6 persen dimiliki bagi udia 60 tahun ke atas. Angka ini tak jauh berbeda dengan persentase pada kelompok anak usia di bawah 11 tahun yakni 98,3 persen.

"Hal yang sama juga terjadi pada kelompok umur 60 tahun ke atas meskipun peningkatannya tidak setinggi kelompok umur 1-11 tahun, tetapi dibandingkan kelompok umur yang lain kelihatan peningkatan yang cukup tinggi," tuturnya.

Sementara pada kelompok usia produktif yakni sebesar 99,7 peraen pada usia 19-29 tahun. Untuk usia 12-18 tahun bahkan mencapai 100 persen kadar antibodi. Dan terakhir pada kelompol usia 30-59 tahun sebesar 99,5 persen.

Berdasarkan jenis kelamin sendiri, tidak ada perbedaan mencolok antara laki-laki dan perempuan. Pada laki-laki terdata sebanyak 99,1 persen dan perempuan memiliki data hingga 99,3 persen antibodi COVID-19 yang keseluruhannya diyakini berasal dari cakupan vaksinasi booster yang meningkat.

"Berdasarkan jenis kelamin sudah tinggi dua-duanya dengan kenaikan relatif sama. Tidak ada perbedaan kenaikan, angka prevalensi meningkat 6 sampai 7 persen," ujar dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya