Duh Ngeri, 11 Juta Warga Indonesia Bakal Idap Diabetes di Masa Depan

Seorang pria mengecek gula darah diabetes
Sumber :
  • Eat This

VIVA Lifestyle – Kondisi kesehatan saat ini dipengaruhi oleh banyak faktor, tak terkecuali gaya hidup kekinian yang kerap mengonsumsi berbagai makanan cepat saji atau pun kopi susu, tanpa diiringi olahraga yang cukup.

Miris! Angka Stunting Cuma Turun 0,1 Persen, Padahal Sudah Keluar Puluhan Triliun

Banyak masyarakat Indonesia pun cenderung menjalani gaya hidup sedentary dengan minim gerak sehingga berisiko pada masalah kesehatan tanpa gejala kasat mata seperti diabetesScroll untuk simak selengkapnya.

Chief Executive Officer Fita, Reynazran Royono, menuturkan bahwa masalah kesehatan di Indonesia cukup beragam. Satu hal yang patut diwaspadai adalah soal berat badan yang berdampak pada masalah kesehatan kronis yang kerap dianggap sepele. 

Wulan Guritno Bongkar Efek Mengejutkan Hentikan Konsumsi Gula: Lemot dan Sensian!

"90 juta penduduk memiliki masalah berat. 2 dari 3 orang dewasa mengalami obesitas. Itu sesuatu yang mengkhawatirkan," tutur Ray, sapaannya dalam konferensi pers pengenalan Coach of The Center of Health atau CATCH Platform dari aplikasi kesehatan Fita, di Jakarta, Senin 7 November 2022.

Dampak dari obesitas atau kegemukan, kata Ray, tak bisa dianggap sepele karena berkaitan dengan kesehatan di masa mendatang. Meski tak serta merta nampak dalam jangka pendek, namun dampak di masa mendatang justru bisa kian berbahaya pada organ vital di tubuh.

Terpopuler: Kebiasaan Orang Selingkuh di Malam Hari, Potret Mahalini-Rizky Febian saat Akad Nikah

makanan untuk penderita diabetes

Photo :
  • U-Report

"11 juta penduduk menderita diabetes di tahun 2030. Data WHO, 71 persen orang meninggal gara-gara sakit jantung, hipertensi  diabetes, gagal ginjal. Itu semua penyakit kritis yang disebabkan oleh gaya hidup sehat," ujarnya.

Maka dari itu, Ray menyarankan agar masyarakat membulatkan tekad dalam mengubah gaya hidup teratur dengan mencukupi kebutuhan air, konsumsi makanan tepat, hingga rutin olahraga. Akan tetapi, Ray tak menampik dari data yang ada, di mana 82 persen orang Indonesia justru lebih menyukai aplikasi telemedicine.

Meski bukan hal yang buruk, namun menurut Ray, aplikasi preventive kesehatan jauh lebih berharga untuk membangun kesehatan di masa depan seperti platform Coach at the Center of Health (CATCH).

"Main Ingredients untuk meningkatkan ketertarikan gaya hidup sehat adalah para Coachas. Para pelatih kebugaran ini. Mereka tidak hanya memberi motivasi tapi memberi panduan yang sesuai data," kata dia.

CATCH memudahkan para Coach untuk melihat health goals, memonitor progres latihan, memantau aktivitas kesehatan pengguna, sehingga dapat membantu para Coach meningkatkan kualitas layanan demi mencapai hasil yang optimal. Dari sisi pengguna, CATCH akan membantu mereka mencapai target kesehatan melalui rancangan program yang dibuat secara personalized, program yang terukur, dan dukungan tambahan dari komunitas yang tergabung di Fita.

Ilustrasi jogging.

Photo :
  • U-Report

Selain menjadi platform yang menyediakan data management yang lengkap dan komprehensif, CATCH juga dapat memberikan tracking progress yang terukur sehingga para Coach akan lebih mudah mempelajari user behaviour sebagai dasar rekomendasi program yang tepat bagi setiap pengguna.

“Tidak hanya berfokus pada user oriented, kami juga bekerja berdampingan dengan para Coach untuk merumuskan fitur yang mereka butuhkan dalam membuat perencanaan program olahraga yang terstruktur dan yang terpenting based on user behavioral data. Selain untuk tracking progress, CATCH menjadi pusat pengolahan data yang dibutuhkan para Coach untuk membuat personalized program sehingga manfaat yang didapatkan pengguna akan jauh lebih optimal,” tutur Reynazran.  

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya