Hati-hati Jenis Hubungan Seks Ini Berpotensi Tularkan HIV

Ilustrasi hubungan seks.
Sumber :
  • Times of India

VIVA Lifestyle – Jumlah kasus HIV/AIDS di Indonesia terus meningkat. Data dari Kementerian Kesehatan di Juni 2022 lalu, tercatat total orang yang mengidap HIV yang tersebar di seluruh provinsi mencapai 519.158 orang.

Keberadaan Astronot Terancam, Hal Mengerikan Ini Muncul di Luar Angkasa

HIV merupakan salah satu penyakit yang harus diwaspadai karena penyakit menular. Salah satu sumber penularan HIV adalah perilaku hubungan yang tidak aman. Yuk lanjut scroll artikel selengkapnya berikut ini.

Menurut Kemenkes, hubungan yang tidak aman pada hubungan intim yang tidak aman pada heteroseksual menempati urutan pertama dalam faktor penyebab kasus HIV, yaitu sebanyak 46,2 persen.

Bukan Cuma Biar Adem, Tidur Telanjang Ternyata Bermanfaat untuk Kesehatan

Sedangkan di urutan kedua adalah hubungan intim sesama pria sebanyak 24,4 persen. Karena itu penting untuk mengetahui jenis-jenis hubungan intim seperti apa saja yang berisiko tinggi terkena HIV. Apa saja?

Ilustrasi HIV/AIDS.

Photo :
  • Freepik
Kalau Istri Hyperseks apa yang Perlu Dilakukan Suami? Begini Nasehat Dokter Boyke

Ketua 2 Perhimpunan Dokter Peduli AIDS Indonesia (PDPAI), DR. dr. Evy Yunihastuti, Sp.PD-KAI menjelaskan bahwa yang menerima seks lebih memiliki risiko tertinggi terpapar HIV.

"Ada beberapa prinsip yang kita lihat, pertama reseptif yang menerima itu lebih menerima daripada yang memasukkan," kata dia dalam virtual conference, Rabu 30 November 2022.

Lebih lanjut, berhubungan seks lewat anus lebih besar risikonya dibandingkan dengan berhubungan seks lewat vagina.

Pasalnya, lapisan anus sangatlah tipis dan tidak memiliki pelumas alami, sehingga rentan timbulnya luka. Luka pada anus membuat bakteri dan virus dapat masuk dengan mudah ke pembuluh darah sehingga mempercepat penyebaran infeksi.

Ilustrasi HIV

Photo :
  • Times of India

Perlu ketahui bahwa menggunakan pelumas dalam seks anal pun tidak akan mencegah risiko terjadinya luka pada anus.

Selain itu, meski Anda atau pasangan yang melakukan stimulasi atau penetrasi tidak mempunyai penyakit menular seksual, terdapat bakteri yang secara alami hidup di anus sehingga tetap berisiko terjangkit.

Terlebih lagi, jika hubungan seksual yang dilakukan dari anus berpindah ke vagina. Hal ini berpotensi besar menimbulkan perpindahan bakteri dan memicu infeksi saluran kencing.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya