Vaksinasi COVID-19 di Indonesia Berada di 5 Besar Dunia

Ilustrasi vaksin
Sumber :
  • VIVA/ David Rorimpandey

VIVA Lifestyle – Indonesia mencatatkan rekor dalam hal vaksinasi COVID-29. Menurut Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin, Indonesia menduduki peringkat ke-5 dalam capaian tersebut. Indonesia berada di bawah Tiongkok, India, Amerika Serikat dan Brasil.

Penyakit Menular Arbovirosis Jadi Ancaman Baru, Menkes Budi: Lakukan 5 Hal Ini untuk Menanganinya

"Kami bisa laporkan di sini bahwa Indonesia sekarang sudah masuk peringkat 5 besar dunia kita ada di bawah Amerika China dan India," kata Budi dalam Konferensi Pers: Kinerja 2022 dan Program Kerja 2023 Kementerian Kesehatan RI di kanal YouTube Kementerian Kesehatan RI, Kamis, 5 Januari 2023.

"Kita sudah memberikan hampir 450 juta dosis vaksin yang disuntikkan ke 204 juta orang dari 234 juta orang. Dari 204 juta orang ini khususnya yang masuk target populasi itu anak-anak dan dewasa," sambungnya.

WHO: Imunisasi Global Menyelamatkan 154 Juta Jiwa Selama 50 Tahun Terakhir

Ilustrasi long COVID

Photo :
  • times of india

Angka tersebut merupakan total akumulatif sasaran vaksinasi sebesar 234 juta orang, yang sudah mencakup kelompok anak-anak dan dewasa. Untuk sasaran usia 6 tahun, cakupan vaksinasi COVID-19 dosis 1 mencapai 86,95 persen dan dosis 2 di 74,49 persen. Pada usia 12 tahun, dosis 1 di angka 97,98 persen dan dosis 2 di angka 83,93 persen.

Menkes Budi Paparkan Penanganan Penyakit Arbovirus

Capaian vaksinasi COVID-19 tersebut jadi salah satu kunci dalam pencegahan penularan virus Corona. Menurut Budi, hal ini terbukti dari data kasus COVID yang terjadi di Indonesia.

"Kita juga bisa lihat bahwa vaksinasi ini sudah berhasil menurunkan secara drastis kasus COVID-19 di Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa program vaksinasi kita ini dilakukan dengan cukup efektif," ujarnya.

Menkes Budi Gunadi Sadikin saat berpidato di Global Pandemic Preparedness Summit

Photo :
  • ANTARA/HO-Kemenkes

Selain itu, tidak ada lonjakan kasus COVID-19 yang terjadi setelah muncul varian baru setelah Omicron. Namun ia mengakui, masih ada kenaikan kasus namun tidak secara drastis.

"Gelombang-gelombang varian baru sesudah Omicron, yaitu varian BA.4, BA.5 dan yang terakhir ini varian BQ.1 dan XBB ternyata tidak membuat adanya lonjakan baru di Indonesia," katanya.

"Beberapa negara besar mengalami lonjakan yang berarti, tapi di Indonesia, kita tidak mengalami lonjakan yang berarti, baik dari sisi hospitalisasi maupun dan sisi (jumlah orang) yang meninggal," sambungnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya