Gelapnya Dunia Pendidikan: Perundungan Mengancam Kesehatan Mental Calon Dokter Spesialis

Ilustrasi dokter.
Sumber :
  • www.pixabay.com/jennycepeda

JAKARTA  – Masalah kesehatan jiwa di kalangan peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) kembali menjadi sorotan. Baru-baru ini muncul data yang menunjukkan bahwa ada 2.716 calon dokter spesialis yang didiagnosa mengalami depresi.

12 Tersangka Perundungan Siswa SMA Internasional di Tangsel Segera Diadili

Berdasarkan data dari analisis kesehatan jiwa calon dokter spesialis di 28 rumah sakit vertikal pendidikan bagi 12.121 PPDS, diketahui 2.716 calon dokter spesialis yang didiagnosa mengalami depresi. 

Dari 2.716 calon dokter yang didiagnosa mengalami depresi itu, 1.977 di antaranya mengalami gejala ringan. 486 calon dokter spesialis mengalami depresi sedang, 178 calon dokter spesialis mengalami depresi sedang dan berat. Serta 75 calon dokter spesialis diketahui mengalami depresi berat.

Pelajar SD di Simalungun Jadi Tersangka Kasus Perundungan, Ini Penjelasan Polisi

Lantas apa yang melatarbelakangi survei ini? Kepala Biro Komunikasi dan Pelayan Publik Kementerian Kesehatan, dr. Siti Nadia Tarmizi megungkap bahwa salah satu tujuan dilakukannya survei ini adalah lantaran masih adanya laporoan kasus perundungan terhadap PPDS selama mereka menjalani pendidikannya. Melalui survei ini pihak Kemenkes ingin mengatahui apakah faktor depresi yang dialami oleh PPDS lantaran kasus perundungan atau faktor lainnya.

Kronologi 3 Anggota Keluarga Tercebur ke Sumur, 1 Meninggal Dunia

"Karena kita masih mendapatkan laporan perundungan sehingga kita mencoba melihat apakah ada faktor depresi karena perundungan atau faktor lainnya," kata Siti Nadia saat dihubungi VIVA, Selasa 16 April 2024. 

Lebih lanjut diungkap oleh Nadia Tarmizi bahwa hingga saat ini untuk kasus fatal yakni kasus bunuh diri di kalangan PPDS akibat depresi, belum ditemukan.

"Sampai saat ini belum ya," kata dia.

Di sisi lain, Nadia mengungkap dengan adanya survei seperti ini seperti deteksi dini yang dilakukan pemerintah untuk mencegah masalah kesehatan mental di kalangan PPDS.

"Jadi ini seperti deteksi dini untuk mencegah kesehatan jiwa ke depannya," ungkapnya.

Lebih lanjut, Nadia mengungkap bahwa melalui survei ini juga sebagai bahan masukan untuk proses pendidikan para peserta PPDS. 

"Salah satunya (tindak lanjut dari survei ini) dengan adanya kajian cepat seperti ini yang akan menjadi bahan masukan untuk proses pendidikan para PPDS serta untuk pencegahan ke depan yang depresi ringan dapat segera ditangani agar tidak menjadi depresi berat," kata dia. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya