Memahami Depresi: Mengenali Tanda-Tandanya dan Cara Mencari Bantuan

Ilustrasi depresi
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Depresi merupakan kondisi mental yang serius dan sebaiknya jangan dianggap remeh atau dijadikan bahan lelucon. Depresi adalah gangguan kesehatan mental yang ditandai dengan rasa sedih berkepanjangan dan kehilangan minat terhadap hal-hal yang biasanya kita gemari.

Ramalan Zodiak Jumat 26 April 2024: Taurus Harus Waspada dengan Rekan Kerja, Leo Kena Tekanan Mental

Dilansir dari laman youtube Direktorat Kesehatan Jiwa pada Selasa 16 April 2024, penyebabnya sendiri sangat kompleks dan bisa melibatkan faktor biologis, psikologis maupun sosial. Setiap orang dalam perjalanan hidupnya bisa mengalami masalah sulit yang bisa saja berujung pada depresi. Jadi depresi itu bukan pilihan atau hukuman, depresi bisa terjadi pada siapa saja dan kapan saja. 

Kemenag Bekali Pelatihan Guru dan Pengawasan RA untuk Cegah Stunting Melalui PAUD HI

Depresi tidak hanya banyak terjadi pada anak muda saja, namun depresi juga bisa terjadi pada suatu kalangan yang tak disangka-sangka. Gangguan kesehatan jiwa yang disebut depresi juga dapat dialami oleh peserta program pendidikan dokter spesialis (PPDS) selama masa pendidikan akibat tuntutan pekerjaan atau gaya hidup yang cukup berat.

Berdasarkan data dari analisis kesehatan jiwa calon dokter spesialis di 28 rumah sakit vertikal pendidikan bagi 12.121 PPDS, terdapat 2.716 calon dokter spesialis yang didiagnosa mengalami depresi. Sebanyak 1.977 diantaranya mengalami gejala ringan, 486 depresi sedang, 178 di antara depresi sedang dan berat, serta 75 orang diketahui mengalami depresi berat. 

Bansos Sembako dan PKH Kembali Disalurkan, Pos Indonesia Wanti-wanti Ini

Sejauh ini, masih ada banyak faktor yang diduga menjadi penyebab para calon dokter spesialis itu mengalami gangguan mental, di antaranya adalah beban ekonomi dan tanggung jawab selama mereka bertugas. Ditambah lagi, maraknya kasus perundungan yang membuat korban merasa tidak diinginkan hingga putus asa.

Karena penyebabnya sulit untuk diidentifikasi secara pasti, kita perlu mengenal tanda-tanda depresi itu supaya kita bisa tahu apakah kita atau orang terdekat mengalami depresi atau tidak sehingga kita bisa mencari pertolongan yang tepat.

Depresi sangatlah berbeda dengan perasaan sedih ataupun murung yang biasa kita alami. Perasaan sedih atau murung biasa, bisa saja hilang dengan sendirinya tergantung perubahan suasana hati atau kondisi eksternal. 

Sementara depresi adalah kondisi medis yang bisa terus menerus kita rasakan selama tidak ditangani, sama seperti sakit gigi atau luka secara fisik. 

Gejala depresi juga bermacam-macam, mulai dari yang sifatnya internal seperti rasa sedih, hilang energi, kehilangan minat akan hal-hal yang biasanya kita gemari, hilang nafsu makan, sulit berkonsentrasi, perasaan tidak berguna dan bersalah, perasaan cemas, gangguan pola tidur, muncul pikiran untuk diri sendiri atau bahkan melakukan bunuh diri.

Sedangkan, gejala depresi yang bersifat eksternal memiliki gejala seperti marah-marah, mudah tersinggung, bersifat agresif, melakukan hal-hal yang berisiko, sering mengeluh sakit fisik tanpa ditemukan penyebabnya, sering konflik dengan orang lain atau ngompol saat tidur bagi remaja tanpa penyebab yang jelas.

Kalau anda memiliki minimal lima perasaan-perasaan negatif tersebut dan kondisinya berlangsung sampai lebih dari dua minggu, maka kamu mungkin mengalami depresi.

Apa yang harus dilakukan dalam menghadapi depresi?

Ilustrasi depresi/stres.

Photo :
  • Freepik/jcomp

Anda perlu mengobrol mengenai perasaan yang anda rasakan dengan orang yang bisa anda percaya. Anda juga bisa mencari bantuan profesional seperti tenaga kesehatan atau dokter untuk memastikan secara medis bahwa kamu mengalami depresi.

Jika anda merasakan emosi negatif, anda bisa mencoba menghindari terjadinya depresi dengan menjaga hubungan yang baik bersama keluarga, teman atau orang-orang disekitar dengan cara curhat atau berbagi cerita bersama mereka.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya