Jelang Idul Adha, Peternak Sapi di Malang Khawatir Ancaman Wabah LSD

Salah seorang peternak sapi di Sanan, Kota Malang.
Sumber :
  • VIVA/Uki Rama (Malang)

JAKARTA – Jelang Hari Raya Idul Adha peternak sapi di Sanan, Kota Malang, khawatir dengan ancaman wabah penyakit menular Lumpy Skin Disease (LSD). Para peternak berharap pemerintah Kota Malang mampu mengendalikan wabah ini agar tidak masuk ke daerah ini.

WHO: Imunisasi Global Menyelamatkan 154 Juta Jiwa Selama 50 Tahun Terakhir

Salah satu peternak, Kurniawan Hutomo mengatakan, bahwa wabah ini sudah sampai Pasuruan. Daerah yang berbatasan dengan Kabupaten Malang.

Informasi lintas peternak masuknya wabah LSD hampir sama dengan wabah Penyakit Mulut dan Kuku yakni melalui transmisi antar daerah. Yuk lanjut scroll artikel selengkapnya berikut ini.

Gubernur di Jepang Mundur Setelah Hina Penjual Sayur dan Peternak Sapi

"Kalau disini tidak ada (LSD), semoga tidak ada, kalau khawatir pasti ada. Kalau kata teman saya di Pasuruan itu ada, itu penyebabnya hampir sama dengan PMK (Penyakit Mulut dan Kuku), (sapi) dari luar daerah masuk ke sana, jadi menular," kata Kurniawan Hutomo, Senin, 12 Juni 2023.

Salah seorang peternak sapi di Sanan, Kota Malang.

Photo :
  • VIVA/Uki Rama (Malang)
2.000 Hewan Ternak Dilakukan Vaksinasi Antisipasi Wabah PMK Secara Gratis

Pencegahan yang dilakukan oleh para peternak adalah saling memantau pergerakan keluar-masuk sapi. Apalagi selain LSD mereka sebenarnya juga masih bergelut dengan wabah PMK

Pada pekan lalu, seekor sapi mati akibat wabah PMK. Dua pekan lalu ada 5 ekor sapi mati karena PMK. Jumlah kasus kematian menurun dibandingkan tahun lalu yang hampir setiap hari. 

"Dulu tahun lalu (2022), sapi mati hampir setiap hari ada, kalau sekarang rentan waktunya lebih panjang, kadang selang satu atau dua bulan memang masih ada sapi mati kena PMK. Tapi saat ini kondisinya lebih baik," ujar Kurniawan. 

Data para petani, saat ini setidaknya ada 3.500 ekor sapi yang diternak di Sanan. Sekitar 85 persen sudah divaksin PMK. Diantaranya, sapi jenis Limonsin dan Simmental.

Untuk vaksinasi, biasanya petugas Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Malang memantau kondisi kesehatan sapi kurang dari 7 hari jelang Hari Raya Idul Adha.

"Tidak semua mau divaksin. Tapi petugas itu, biasanya keliling ke kandang-kandang, mantau kesehatan sapi, juga diberi vitamin," tutur Kurniawan. 

Kurniawan pun mengatakan, bahwa dampak dari PMK dan LSD para pembeli lebih memilih kambing ketimbang sapi.

Hal ini menjadi tantangan lain bagi peternak. Padahal Hari Raya Idul Adha merupakan momen yang paling ditunggu. 

"Mungkin pembeli khawatir, juga kambing itu lebih efisien, kalau sapi sekarang penyembelihannya susah, tempatnya juga tidak semua masjid bisa menampung," kata Kurniawan.

Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan Dispangtan Kota Malang, Anton Pramujiono mengatakan sebenarnya kasus PMK di Kota Malang sudah tidak ada.

Basisnya adalah, tidak adanya laporan masuk ke pihaknya dari para peternak. Selain itu, Pemkot Malang juga rutin melakukan vaksinasi PMK pada sapi. 

"Belum ada, semoga tidak ada lagi (kasus PMK). Sebenarnya untuk kasus PMK di Kota Malang sudah tidak ada, karena kegiatan vaksinasi sudah secara rutin dilakukan sebagai upaya pencegahan PMK," tutur Anton. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya