Menkes Budi Sampaikan Hal Ini di Pertemuan G20

Menkes Budi Gunadi
Sumber :
  • VIVA/Agus Setiawan

JAKARTA – Dalam Pertemuan Menteri Kesehatan G20 yang diselenggarakan di Gandhinagar pada 18 Agustus 2023, Menkes RI, Budi Gunadi Sadikib menyampaikan pandangan mengenai pentingnya pendekatan holistik terhadap kesejahteraan manusia. 

Minta Aturan Tembakau Dipisah dari RPP Kesehatan, Ekosistem Tembakau Beri Penjelasan

“Kami, sebagai pemimpin G20, percaya bahwa kesehatan manusia, hewan, satwa liar, pertanian, dan lingkungan, saling terkait dan seharusnya membimbing upaya pencegahan, kesiapsiagaan, dan respons terhadap darurat kesehatan secara global,” ujarnya seperti dikutip dari keterangannya. Scroll lebih lanjut ya.

Menurutnya, G20 telah berhasil memadukan sektor Kesehatan dan Keuangan dalam Penyediaan dan Pengelolaan Risiko (PPR) dengan pendirian Dana Pandemi pada tahun lalu. Hal ini menegaskan bahwa menjaga kesehatan masyarakat melibatkan kolaborasi lintas-sektoral yang kuat.

Sri Mulyani Rancang Anggaran Kesehatan 2025 Rp 217,8 Triliun, Termasuk Buat Gizi Anak-Ibu Hamil

Indonesia telah berkomitmen untuk melaksanakan surveilans OneHealth di wilayah risiko tinggi antarmuka manusia-satwa liar. Ini bertujuan untuk mencegah penyebaran penyakit dan mengambil tindakan medis efektif sebelum terjadinya wabah. Kemenkes telah meningkatkan jumlah kota dengan surveilans PCR dari 20 menjadi 514 setelah pandemi, serta meningkatkan provinsi dengan surveilans WGS dari 3 menjadi 15.

Ruben Onsu Dilarikan ke RS, Jordi Onsu Panik dan Didesak Baikan oleh Netizen

Pada tingkat regional, ASEAN 2023 di bawah kepemimpinan Indonesia telah mengadopsi Deklarasi Pemimpin ASEAN tentang Inisiatif Kesehatan Satu, yang memperkuat kolaborasi lintas-sektoral. 

“Pada tingkat global, saya menyoroti tiga poin mengenai HEPPR,” ucapnya.

Menkes Budi Gunadi Sadikin

Photo :
  • Youtube/Sekretariat Presiden

Pertama, diperlukan implementasi pendekatan OneHealth yang konkret. Fokus pada surveilans patogen prioritas dan langkah-langkah pencegahan sebelum wabah terjadi. Dibutuhkan kerangka tata kelola dan koordinasi OneHealth yang memfasilitasi pertukaran informasi lintas-sektoral.

Kedua, mengatasi resistensi antimikroba (AMR) memerlukan standar bersatu terhadap pengelolaan antimikroba. Sistem pemantauan komprehensif diperlukan.

Ketiga, perubahan iklim dapat berdampak pada kesehatan manusia, memerlukan kolaborasi global dalam mitigasi dan adaptasi terhadap dampak kesehatannya.

Ilustrasi perubahan iklim.

Photo :
  • Deccan Herald

“Kolaborasi lintas-sektoral untuk mengatasi pandemi, AMR, dan perubahan iklim membutuhkan kepemimpinan kuat di dalam dan lintas negara. Dukungan global dalam alokasi sumber daya dan keahlian teknis, khususnya bagi negara berkembang, sangat penting,” katanya.

“Ayurveda mengingatkan kita tentang keterhubungan universal. Semoga inspirasi ini membimbing konvergensi implementasi OneHealth untuk melindungi dunia dari ancaman kesehatan di masa depan,” sambungnya lagi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya