Polusi Jakarta Berisiko Pada Penurunan Fungsi Paru hingga Peningkatan Bolos Kerja

Ilustrasi polusi Jakarta
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

JAKARTA – Masalah polusi udara di Jakarta, belakangan ini terus menjadi perhatian. Seperti diketahui, polusi udara dapat menyebabkan masalah kesehatan serius mulai dari infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) bahkan hingga masalah terkait kardiovaskular.

Jarang Disadari, Ini 5 Manfaat Luar Biasa Daun Sirih untuk Kesehatan Tubuh

Polusi udara adalah campuran partikel kompleks dan gas yang berasal dari antropogenik dan alam yang mengalami modifikasi secara kimia di atmosfer.

Spesialis paru konsultan, dr. Nuryunita Nainggolan, Sp.P (K) menjelaskan, beberapa data penelitian di Asia Pasifik menunjukkan bahwa pajanan polusi udara jangka pendek berhubungan dengan peningkatan gejala pernapasan seperti batuk, sesak napas dan peningkatan kunjungan rumah sakit karena infeksi saluran pernapasan, serangan asma dan PPOK.

TPP ASN Pemkot Semarang Akan Dipotong 15 Persen per Hari jika Bolos Usai Lebaran

Ilustrasi polusi di Kota Jakarta

Photo :
  • Ist

"Pajanan polusi udara jangka panjang (kronik) berhubungan dengan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), penurunan fungsi paru, peningkatan risiko timbul asma dan PPOK serta kanker paru," kata dia.

Termasuk Polusi Udara, Ini 10 Penyebab Penyakit Jantung yang Perlu Diketahui

Nuryunita mengatakan, WHO memperkirakan bahwa penyakit tidak menular (PTM) yaitu stroke, jantung iskemik, PPOK dan kanker paru terkait polusi udara menyebabkan 62.000 kematian di Indonesia tahun 2012. 

Sementara itu, berdasarkan beberapa penelitian lokal di Indonesia menunjukkan polusi udara berhubungan dengan masalah kesehatan paru seperti penurunan fungsi paru sebesar 21 persen sampai 24 persen, asma sebesar 1,3 persen, PPOK prevalensi 6,3 persen pada bukan perokok, dan kanker paru 4 persen dari kasus kanker paru.

Di sisi lain polusi udara harus menjadi perhatian serius semua pihak karena berdampak juga pada penurunan produktivitas kerja, angka bolos sekolah dan mangkir kerja karena menderita sakit akibat dampak polusi udara yang buruk. 

Penelitian Hasuman dkk menunjukkan peningkatan partikulat di udara berhubungan dengan 10 persen  peningkatan mangkir kerja. Penelitian oleh Neidel M di Amerika Serikat menunjukkan bahwa polusi udara berhubungan dengan penurunan produktivitas kerja.

Sementara itu, dijelaskan oleh Nuryunita polusi udara terbagi atas polusi udara luar ruangan (outdoor air pollution) dan polusi udara dalam ruangan (Indoor air pollution). Polutan udara luar ruangan yang paling banyak ditemukan di daerah perkotaan yaitu particullate matter (PM), nitrogen dioksida (NO2), ozon (O3) dan sulfur dioksida (SO2).

Ilustrasi polusi udara.

Photo :
  • VIVAnews/Fernando Randy

Sumber polusi udara dapat berasal dari proses alam seperti kebakaran hutan,erupsi gunung berapi, badai. Sektor transportasi seperti gas buang kendaraan, debu di jalan raya. Sektor industri seperti pembakaran bahan bakar, proses industri. Sektor rumah tangga seperti pembakaran biomas, asap rokok. 

Berdasarkan data yang ada, sebagian besar sumber polusi udara di Indonesia berasal dari sektor transportasi 80 persen diikuti dengan dari industri, pembakaran hutan dan aktivitas domestik. Selain kontribusi kendaraan bermotor, industri, konstruksi dan kondisi musim kemarau juga ditengarai memperburuk kualitas udara. 

"Masalah polusi udara adalah masalah bersama yang harus diatasi bersama oleh masyarakat maupun pemerintah. Melihat besarnya masalah kesehatan yang dapat timbul akibat polusi udara khususnya di kota Jakarta," kata dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya