Penelitian Terbaru Ungkap Pemicu Kanker Prostat pada Kaum Pria

Ilustrasi penis.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA Lifestyle – Sebuah penelitian di Spanyol, mendalami potensi hubungan antara kadar Bisfenol A (BPA) dan risiko terjadinya kanker prostat. Metode penelitian ini melibatkan empat pusat sub-kohort (grup dengan karakteristik yang sama) dari European Prospective Investigation into Cancer and Nutrition/EPIC-Spanyol

5 Tips Ampuh untuk Hilangkan Lemak Perut yang Bikin Susah Gerak

Penelitian ini melibatkan total partisipan 4.812 peserta (547 kasus kanker payudara, 575 kasus kanker prostat, dan 3.690 peserta sub-kohort). Dalam penelitian ini, waktu pemantauan rata-rata adalah 16,9 tahun. Scroll untuk informasi selengkapnya.

“Kesimpulan hasil penelitian ini menunjukkan, terjadi peningkatan risiko kanker prostat yang lebih tinggi dengan peningkatan kadar BPA dalam serum,” papar tim peneliti, seperti dikutip dari jurnal Environmental Health, Kamis 17 Agustus 2023.

Berapa Usia Seseorang Dianggap Tua?

“Kami masih perlu melakukan investigasi lebih lanjut untuk lebih memahami pengaruh BPA terhadap risiko kanker prostat,” sambung penelitian itu.

Mengenal Dickmorphia, Istilah Bagi Kaum Pria yang Khawatir dengan Ukuran Penis Kecil

Berdasarkan data, tingkat kanker di seluruh dunia terus meningkat dengan 18,1 juta kasus kanker baru dan 9,6 juta kematian akibat kanker pada 2018. 

Di Eropa, kanker payudara dan kanker prostat mendominasi masalah kesehatan akibat kanker dengan 13,5 dan 12,6 persen dari kasus yang baru terdiagnosis pada 2018. Hal serupa terjadi di Spanyol, dengan 32.536 kasus kanker payudara baru dan 34.394 kasus kanker prostat pada 2019.

Beberapa faktor risiko kanker yang terkait dengan hormon ini berkaitan dengan gaya hidup seperti pola makan, merokok, berat badan, konsumsi alkohol, dan aktivitas fisik. Namun, karena sifat hormon dari tumor ini, beberapa polutan lingkungan memiliki potensi sebagai karsinogen.

“Dalam hal ini, Bisphenol A (BPA) dianggap sebagai zat pengganggu endokrin,” papar tim tersebut, sebagaimaan dijelaskan dalam publikasi hasil penelitian mereka yang berjudul “Bisphenol-A exposure and risk of breast and prostate cancer in the Spanish European Prospective Investigation into Cancer and Nutrition study” (2021).

BPA diproduksi secara luas untuk pembuatan plastik polisulfon dan polikarbonat, polimer dan resin epoksi, serta kertas termal. Ini adalah salah satu bahan kimia dengan volume produksi tertinggi di dunia hingga 5 juta ton per tahun secara global.

Ilustrasi BPA.

Photo :
  • Pixabay.

Oleh karena itu, keberadaannya dianggap merata di lingkungan dan paparan terhadap manusia terjadi terus-menerus. Akibatnya tak terhindarkan, saat ini BPA telah terdeteksi dalam urine hampir 90 persen orang dewasa dan anak-anak, serta dalam serum populasi umum, wanita hamil, plasenta, ASI, dan cairan ketuban pada wanita hamil.

Manusia pun terpapar BPA melalui beberapa jalur di antaranya makanan (melalui mulut), pekerjaan (inhalasi), dan kontak dengan bahan, jenis plastik, dan alat medis (melalui kulit). 

“Namun, jalur utama paparan BPA adalah melalui makanan, karena banyak kemasan makanan seperti kaleng, kotak plastik, dan lain-lain yang mengandung BPA, dan bahan ini dapat bermigrasi ke dalam makanan,” demikian papar tim peneliti tersebut.

Mengutip situs Info Sehat Fakultas Kedokteran UI, Prof. Dr. dr. Soehartati Argadikosoema Gondhowiardjo, mengatakan bahwa sebelumnya kanker prostat kebanyakan terjadi pada pria usia 60 tahun ke atas. Namun kemudian, telah terjadi peningkatan terhadap kasus kanker prostat yang terjadi lebih cepat pada pria usia 15–40 tahun.

Di Indonesia, Global Cancer Statistics menunjukkan bahwa kanker prostat adalah kanker kelima yang paling umum terjadi pada pria di Indonesia, dengan jumlah kasus baru sebanyak 13.563 pada tahun 2020, sebagaimana juga dilansir dari data International Agency for Research on Cancer dari World Health Organization (WHO).

Terlepas dari tingginya angka kasus kanker prostat pada pria di Indonesia, 70 persen pria yang terdiagnosa dengan kanker prostat baru mencari pengobatan medis ketika sudah terlambat, demikian papar Ketua Umum Perhimpunan Dokter Spesialis Onkologi Radiasi Indonesia (PORI) dan Profesor/Staf Medis Senior Departemen Radioterapi RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo–FKUI ini.

Saat ini, penelitian terus berlangsung untuk menyelidiki kaitan antara paparan BPA dan kanker prostat. Penelitian terbaru yang diterbitkan pada 2023 menganalisis paparan konsentrasi rendah Bisfenol A, S, dan F pada sel kanker prostat. 

Penelitian  yang dipublikasikan di International Journal of Molecular Sciences dengan judul  “Transcriptome-Wide Analysis of Low-Concentration Exposure to Bisphenol A, S, and F in Prostate Cancer Cells” ini menemukan bahwa paparan BPA meningkatkan kanker prostat, dan hasilnya menunjukkan bahwa efek paparan bisfenol pada kanker prostat dimediasi oleh jalur sinyal reseptor androgen.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya