Viral Ratusan Dokter di Israel Minta Rumah Sakit di Palestina Dihancurkan

Petugas medis membawa korban serangan Israel ke sebuah rumah sakit di Gaza.
Sumber :
  • Anadolu.

JAKARTA – Kebiadaban tentara zionis Israel terus menggila. Minggu 5 November 2023 hingga Senin pagi 6 November tentara zionis Israel melancarkan bom ke tanah Palestina tanpa henti.

Selebritis Perempuan Naik Ring Tinju, Amankah bagi Wajah dan Hasil Operasi Plastik?

Tak hanya menyerang pemukiman ataupun tempat pengungsian, beberapa hari belakangan ini tentara zionis Israel juga melancarkan serangan ke sejumlah rumah sakit.

Tak sampai di situ, baru-baru ini diketahui sekitar 100 dokter Israel telah menandatangi petisi. Petisi tersebut menyerukan tentara Israel untuk mengebom rumah sakit di Gaza. Yuk lanjut scroll artikel selengkapnya berikut ini.

Bingung Pilih Skincare Lokal atau Luar? Begini Saran Dokter

Dokter-dokter di Israel itu didasarkan pada asumsi mereka bahwa rumah sakit tersebut adalah infrastruktur yang digunakan oleh Hamas, demikian menurut media Israel.

Kondisi Gaza di hari keenam pecahnya perang

Photo :
  • YouTube
Universitas Oxford hingga Cambridge Bergabung dalam Aksi Pro-Palestina

Surat tersebut, yang ditulis dalam bahasa Ibrani, berbunyi “Organisasi teroris menggunakan rumah sakit sebagai markas mereka… selama bertahun-tahun warga Israel menderita akibat teror yang mematikan,” demikian melansir laman Middle East Eye.net.

"Penduduk Gaza menganggap perlu untuk mengubah rumah sakit menjadi sarang teroris untuk mengambil keuntungan dari moralitas barat, merekalah yang membawa kehancuran pada diri mereka sendiri. Terorisme harus dihilangkan di mana-mana. Menyerang markas teroris adalah hak dan kewajiban tentara Israel," lanjut isi surat tersebut yang ditanda tangani 100 dokter Israel.

Surat itu juga mengatakan bahwa merupakan kewajiban bagi tentara Israel untuk menargetkan rumah sakit yang diduga digunakan untuk melindungi Hamas, yang digambarkannya lebih buruk daripada ISIS dan harus dihancurkan.

"Mereka yang menyamakan rumah sakit dengan terorisme harus memahami bahwa rumah sakit bukanlah tempat yang aman bagi mereka," tulis para dokter dalam surat tersebut.

Seorang ahli bedah Inggris-Palestina, Ghassan Abu Sitta yang saat ini berada di Gaza, menggunakan platform media sosial X, sebelumnya Twitter, untuk mengkritik surat tersebut.

"100 dokter Israel menandatangani petisi yang menyerukan penghancuran semua rumah sakit di Gaza. Orang-orang baik dengan sikap perguruan tinggi yang baik. Mereka pasti mengambil sumpah Hipokrates yang sama seperti Harold Shipman," tulisnya, merujuk pada seorang dokter Inggris dan pembunuh berantai yang dijatuhi hukuman penjara seumur hidup pada tahun 2000.

Rumah Sakit di Palestina Jadi Sasaran Bom Israel

Sejak dimulainya perang pada 7 Oktober, Israel telah berulang kali mengebom rumah sakit. Menanggapi serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya di kota-kota Israel selatan, tentara Israel telah melancarkan kampanye pengeboman paling agresif di Gaza, menghancurkan seluruh lingkungan dan berulang kali membom rumah sakit dan infrastruktur sipil.

Pada pertengahan Oktober, tentara Israel mengebom rumah sakit al-Ahli, dan menewaskan sedikitnya 471 orang.

Daerah sekitar rumah sakit al-Quds juga telah berulang kali dibom selama lebih dari seminggu, menyebabkan pasien yang terluka menderita karena menghirup asap.

VIVA Militer: Ledakan di Rumah Sakit al-Ahli, Gaza, Palestina

Photo :
  • timesofisrael.com

Pengeboman di dekat rumah sakit, tempat 14.000 warga Palestina berlindung, telah menyebabkan kerusakan pada rumah sakit dan membuat orang-orang panik.

Pada tanggal 3 November, pesawat roket Israel mengebom pintu masuk rumah sakit terbesar di Gaza, al-Shifa. Menyebabkan sedikitnya 15 orang tewas dan 60 lainnya luka-luka, menurut Bulan Sabit Merah Palestina. Bom juga dijatuhkan di halaman RS Indonesia.

"Saya ngeri dengan laporan serangan di Gaza terhadap konvoi ambulans di luar rumah sakit al-Shifa. Gambar mayat yang berserakan di jalan di luar rumah sakit sungguh mengerikan," kata Sekjen PBB Antonio Guterres pada Jumat malam. 

Guterres juga mengungkap bahwa selama hampir satu bulan, warga sipil di Gaza, termasuk anak-anak dan perempuan, telah dikepung, tidak diberi bantuan, dibunuh, dan rumah mereka dibom.

"Ini harus dihentikan," kata dia meski hingga saat ini tidak ada aksi nyata dari PBB untuk menghentikan aksi biadab pasukan Israel. 

Warga Palestina yang terluka dan pemegang paspor asing yang berusaha meninggalkan Gaza melalui penyeberangan Rafah telah dicegah sejak Sabtu, karena pemboman Israel, menurut sumber medis dan keamanan yang berbicara kepada Reuters.

Salah satu sumber keamanan dan sumber medis mengatakan evakuasi dihentikan setelah serangan Israel pada hari Jumat terhadap ambulans yang mengangkut orang-orang terluka di Gaza.

Ambulans juga menjadi sasaran selama perang, dan setidaknya 15 ambulans tidak dapat digunakan sama sekali.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya