Jangan Sembarangan Konsumsi Antibiotik, Ahli: Hanya untuk Kondisi Mengancam Nyawa

Ilustrasi vitamin/obat.
Sumber :
  • Freepik/topntp26

VIVA Lifestyle – Antibiotik merupakan obat untuk melawan infeksi bakteri, sehingga tidak efektif untuk mengatasi penyakit akibat infeksi virus, seperti flu atau influenza. Penggunaan antibiotik juga tidak boleh sembarangan, karena bisa menyebabkan efek samping. 

Keberadaan Astronot Terancam, Hal Mengerikan Ini Muncul di Luar Angkasa

Dokter Spesialis Anestesi, Konsultan Perawatan Efektif, dr. Pratista Hendarjana, Sp.An, KIC, menegaskan bahwa antibiotik hanya dipakai jika ada infeksi bakteri atau jamur ditambah kondisi yang mengancam nyawa. Scroll untuk informasi selengkapnya.

"Kondisi yang mengancam nyawa, pasien yang mungkin ada tanda-tanda infeksi. Mengancam nyawa kan banyak, bisa serangan jantung, stroke, itu mengancam nyawa semua, tetapi mungkin belum kena infeksi," ujarnya saat webinar memperingati Pekan World AMR Awareness Week (WAAW) 2023 yang digelar Pfizer Indonesia, baru-baru ini. 

Istri Bintang Emon Positif Narkoba Gegara Obat Flu, Begini Penjelasan Ahli

"Tetapi kalau mengancam nyawa karena mungkin infeksi paru-paru, pasien sesak, napasnya berat, oksigennya kurang, pasien panas, tekanan darah turun, itu gawat, langsung dibom antibiotik, itu harus segera (diberi antibiotik)," tambahnya. 

Jangan Asal Pilih Lensa Kontak, Bisa Sebabkan 5 Masalah Serius Ini

Lebih lanjut dokter Pratista menjelaskan, antibiotik digunakan untuk menyelamatkan nyawa, sehingga pemakaiannya tidak boleh sembarangan atau tanpa resep dokter. 

"Setelah itu, baru diambil sampelnya, darah diambil, lendirnya diambil, itu dibiakkan, dikultur namanya, dimikrobiologi. Dibiakkan itu dilihat, itu kumannya apa. Apakah kuman sudah bisa masuk ke dalam darah atau di paru-paru saja, apakah di darah dan paru-paru sama kumannya, itu nanti dicocokkan (pakai) antibiotik," jelasnya. 

"Jadi memang kejar-kejaran saat itu, itu yang paling penting sebenernya dan dimonitor terus, perbaikan. Jadi kalo di ICU dimonitornya per menit, per jam, per hari, kalau antibiotik itu 2-3 hari kalau dia isi. Bahkan, kalau pasien Multidrugs Resistance (MDR), itu bisa tiap hari kita evaluasi,” sambungnya.

Pratista mengungkapkan, jika antibiotik sudah masuk ke dalam darah, maka bisa menimbulkan reaksi ke mana-mana. Bahkan bisa menyebabkan gagal ginjal dan gagal jantung, atau berdampak ke otak, sehingga sangat berbahaya jika digunakan sembarangan. Selain itu, antibiotik juga memiliki efek samping, selain resisten. 

Ilustrasi pil/obat.

Photo :
  • Freepik/freepik

"Dalam tubuh kita sebenarnya ada mikroba yang baik, mikrobiom di dalam usus yang sebenarnya bagus untuk daya tahan tubuh kita. Saat kita memakai antibiotik yang sembarangan atau tidak tepat guna, itu bisa mati semua, otomatis daya tahan tubuh kita lemah," ungkapnya.

"Itu dilematis kita memakai antibiotik. Jadi kalau pakai antibiotik pakailah yang tepat dari dosisnya, waktunya. Kalau tidak perlu jangan, karena itu membunuh kuman-kuman yang baik di dalam tubuh," imbuh dr. Pratista.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya