Agar Anak Cerdas, Dokter: Jangan Lupakan Asupan Mikronutrien

Ilustrasi MPASI/parenting.
Sumber :
  • Freepik/cookie_studio

VIVA Lifestyle – Orangtua perlu mempersiapkan anak sejak dini yaitu dengan memastikan perkembangan kognitif yang optimal khususnya di 1.000 hari pertama kehidupan (1.000 HPK). 

5 Rekomendasi Makanan untuk Ibu Menyusui Agar ASI Lancar

Dokter Spesialis Anak Konsultan Neurologi, dr. Herbowo Agung F Soetomenggolo, Sp.A(K), menjelaskan, perkembangan otak manusia 80 persen terjadi di masa 1.000 HPK, dan 20 persen sisanya terjadi hingga dewasa. Untuk mengoptimalkan perkembangan otak, ternyata gizi memegang peranan yang penting. Yuk, scroll untuk info selengkapnya.

Penelitian menunjukkan bahwa gizi memengaruhi kemampuan kognitif pada seorang anak karena otak membutuhkan nutrisi baik makro maupun mikronutrien yang cukup untuk dapat berkembang. 

Bukan Hanya Menyenangkan, Ini 5 Manfaat untuk Anak Saat Main di Playground

"Walaupun sering dikesampingkan, peran mikronutrien justru sangat penting dalam perkembangan otak dan kognitif. Asupan mikronutrien yang cukup, dapat mencegah defisit kognitif dan masalah perkembangan jangka panjang," ujar dokter Herbowo dalam keterangannya, dikutip Selasa 20 Februari 2024. 

Tragedi DBD, Kisah Meninggalnya Seorang Anak di Lampung

Lebih lanjut, dokter yang berpraktik di RSU Hermina Jatinegara itu menjelaskan, masing-masing mikronutrien mempunyai fungsi yang berbeda-beda. Seperti zat besi yang penting untuk pembentukan darah merah yang berfungsi mengangkut oksigen ke otak. Selain itu, zat besi berguna dalam pembentukan selubung saraf. 

"Zinc mendukung pengiriman sinyal untuk pembelajaran dan ingatan. Vitamin B kompleks (B6, B9, B12) diperlukan untuk pembentukan neurotransmitter, senyawa kimia yang mentransmisikan sinyal antar sel saraf dan berperan penting dalam pengolahan daya ingat dan peningkatan fungsi otak," jelasnya.

Kemudian, dr. Herbowo menerangkan, antioksidan seperti vitamin E dan C, mampu melindungi sel otak dan mendukung kesehatan kognitif jangka panjang. Sementara, kolin memiliki peran penting dalam fungsi otak seperti memori dan pembelajaran. 

"Pada anak usia 6 bulan ke atas, pemenuhan makronutrien dan mikronutrien sangat bergantung pada ASI dan makanan pendamping ASI (MPASI). Orangtua dapat memberikan MPASI dalam bentuk MPASI buatan rumah, MPASI fortifikasi kemasan atau kombinasi keduanya," ungkapnya.

Tidak hanya pertumbuhan fisik, sejumlah penelitian juga menunjukkan dampak positif MPASI fortifikasi terhadap perkembangan kognitif anak. Penelitian di China mengungkapkan bahwa memberikan ASI dan memperkenalkan MPASI khususnya yang diperkaya zat besi, secara tepat waktu sesuai dengan rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), berperan dalam meningkatkan perkembangan kognitif yang lebih baik.

Ilustrasi MPASI.

Photo :
  • Freepik/prostooleh

"MPASI fortifikasi memiliki keunggulan, selain mudah dibuat, juga memiliki kandungan makronutrien dan mikronutrien yang terukur dan sudah disesuaikan usia. Kandungan mikronutrien seperti zat besi, zinc, vitamin B kompleks, C, E dan kolin bahkan sudah diperhitungkan dengan baik," pungkasnya.

Hal ini menurut Herbowo, membuat kebutuhan anak relatif akan terpenuhi dan akan membuat perkembangan otak anak akan lebih optimal. Selain itu, tekstur MPASI fortifikasi juga dibuat sesuai dengan usia sehingga lebih aman untuk dikonsumsi. 

"MPASI fortifikasi tidak diperbolehkan mengandung pengawet, perisa dan pewarna serta tidak boleh memiliki kadar kandungan gula dan garam yang tinggi. Hal ini membuat MPASI fortifikasi bisa menjadi pilihan yang aman, nyaman, dan dapat memenuhi kebutuhan mikronutrien anak, sehingga dapat membantu perkembangan kognitif seorang anak," tutup dokter Herbowo Agung. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya