Bisa Picu Kanker, Ini Biang Kerok Penyebab Tingginya Kadar Bromat dalam Air Minum Kemasan

Ilustrasi minum air/air putih.
Sumber :
  • Pexels/Lisa Fotios

VIVA Lifestyle – Keberadaan senyawa bromat dalam air minum kemasan bergantung kepada lingkungan dari sumber air yang digunakan. Biasanya, senyawa bromat ini lebih banyak terdapat dalam air kemasan yang sumber airnya telah tercemar limbah industri atau pabrik.

Kemalangan di Gaza, Warga Palestina Minum Air Tidak Layak Konsumsi

“Kalau tidak terjadi pencemaran, sebenarnya di air minum nggak ada bromatnya. Tapi, karena ada limbah pabrik yang mengandung bromida di sekitar sumber airnya, barulah air kemasan yang berasal dari sumber air itu bisa mengandung Bromat,” ujar Dosen Kimia Institut Teknologi Bandung (ITB), Dr. Handajaya Rusli, dalam keterangannya, dikutip Kamis 4 April 2024. Scroll untuk informasi selengkapnya.

Karena, dia menjelaskan bahwa senyawa bromat ini terjadi karena ada ozonolisis dari unsur bromida.

Kesehatan Makin Memburuk, Istana Buckingham Perbarui Rencana Pemakaman Raja Charles III

“Jadi, kalau ada unsur bromida dan dikasih ozon, itu ada peluang terbentuk bromat,” tukasnya.

Ilustrasi minum air/air putih.

Photo :
  • Pexels/Karolina Gabrowska
Jokowi Beri Tugas Baru ke Luhut Urus Sumber Daya Air Nasional

Jadi, tegasnya, jika sumber air kemasan itu dekat-dekat dengan pabrik yang menggunakan Bromida dan limbahnya dibuang langsung ke sungai, air kemasan dari sumber airnya itu berpeluang mengandung bromat.

“Kalau ada pabrik yang memakai bromida terus dibuang langsung ke sungai, itu baru mungkin ada senyawa bromatnya. Tapi, kalau misalnya dari tanah asli itu kecil kemungkinannya ada unsur bromidanya,” tuturnya.

Department of Health New York State menyatakan bahwa konsumen yang terpapar bromat dalam jumlah besar bisa menyebabkan risiko kanker. Pada uji yang dilakukan terhadap hewan laboratorium terbukti paparan bromat dalam jumlah besar dalam jangka waktu lama bisa menyebabkan efek sakit ginjal. Paparan bromat tingkat tinggi dalam jangka panjang juga menyebabkan kanker seperti yang sudah diuji coba pada tikus.

Karenanya, bagi para produsen makanan dan minuman diwajibkan untuk melaporkan secara berkala terkait kandungan kadar bromat tersebut.

Departemen Kesehatan Negara Bagian di New York ini menyebutkan setiap air mineral pasti memiliki kadar bromat di dalamnya. Namun, untuk memperkecil risiko terjadinya kanker akibat minum air kemasan mengandung bromat, maka ditetapkan batas aman kandungan zat ini di air mineral.

Dikatakan, bromat memang cukup berbahaya. Beberapa orang yang mengonsumsinya dalam jumlah besar juga akan mengalami gejala gastrointestinal seperti mual, muntah, diare, dan sakit perut. Tidak hanya itu, beberapa orang yang mengonsumsi bromat konsentrasi tinggi juga mengalami efek ginjal, sistem saraf, dan gangguan pendengaran.

Anggota Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tubagus Haryo, mengatakan YLKI memiliki prinsip agar semua makanan dan minuman yang beredar di masyarakat wajib memiliki standar tertinggi bagi kesehatan. Menurutnya, YLKI mengingatkan bahwa transparansi informasi mengenai kualitas dan keamanan produk air minum kemasan sangat penting bagi perlindungan konsumen.

“Karenanya, kami mendesak BPOM untuk meningkatkan pengawasan terhadap industri yang mengeluarkan produk yang tidak memenuhi standar aman seperti kandungan bromat ini,” tandasnya.

Lanjutnya, BPOM juga harus memberikan rekomendasi kepada pelaku usaha untuk mematuhi standar produksi yang ketat demi menjaga kualitas produk dan keamanan konsumen.  

“Kami juga mengajak konsumen untuk lebih selektif dalam memilih produk air minum kemasan dan memeriksa dengan cermat informasi yang tertera pada label,” ucapnya.

Karena itu, menurutnya, BPOM penting menyesuaikan lagi dalam regulasinya apa-apa saja yang harus dicantumkan dalam standar aman pangan seperti kandungan bromat ini.

Hal senada disampaikan Ketua BPKN, Muhammad Mufti Mubarok. Dia juga meminta agar BPOM segera melakukan uji lab independen untuk membuktikan kebenaran terkait laporan dari masyarakat ini.

“Kami meminta agar BPOM segera melakukan uji lab terkait laporan masyarakat dan itu harus dilakukan secara independen tanpa keterlibatan dari produsennya,” tukasnya.

Dia juga menyarankan agar BPOM juga mewajibkan para produsen AMDK untuk mencantumkan kadar bromat pada label.

“Kita minta untuk bromat ini juga ada labelingnya agar masyarakat nggak ragu,” katanya

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya