Lahir dari Ibu Pengganti Bayi Rentan Depresi?

Ilustrasi bayi di rumah sakit
Sumber :
  • iamforkids.org
VIVAlife -
Seorang anak yang lahir dari rahim sang ibu (kandung) umumnya akan memiliki ikatan emosional yang lebih kuat. Berbeda dengan seorang anak yang lahir dari rahim ibu pengganti. Anak tersebut diketahui akan lebih mungkin mengalami masalah emosional.


Para peneliti dari Centre for Family Research di University of cambridge meneliti 30 keluarga yang menggunakan ibu pengganti, 31 menggunakan donasi telur, 35 menggunakan donor sperma, dan 53 hamil normal. Mereka meneliti anak usia tiga, tujuh, dan 10 tahun, untuk mengetahui penyesuaian pemikiran (ide) dalam hidupnya di kemudian hari.


Seperti dikutip dari
Dailymail
, Profesor Susan Golombok pemimpin penelitian mengatakan,  anak yang lahir dari ibu pengganti, memiliki tanda-tanda  masalah pada penyesuaian perilaku, seperti agresif dan antisosial, serta masalah emosional, seperti kecemasan atau depresi.


Berbeda antara anak yang lahir dari sperma ayah dan sel telur ibu kandung (hamil alami). Penyesuaian perilaku antara anak dengan lingkungan atau orang sekitar akan lebih mudah.


Jelang Putusan Sidang Cerai, Teuku Ryan Tulis Pesan Haru Buat Anak
Di usia 10 tahun, anak yang lahir dari ibu pengganti, adaptasi dengan lingkungan berjalan mulus. Namun kekhawatiran lain muncul ketika  sang anak mulai mencari identitas dirinya. Dan pada akhirnya, anak yang lahir dari ibu pengganti dinyatakan lebih mudah mengalami depresi.

Gunung Semeru Dua Kali Erupsi dengan Tinggi Letusan Tak Teramati, Menurut Petugas Pengamatan

"Mereka yang lahir dari rahim ibu pengganti, memiliki masa lebih sulit saat remaja. Kemudian ketika anak berusia 14 tahun, ia merasa bermasalah dengan identitasnya. Di usia ini juga hubungan orangtua dan anak akan lebih sulit," kata Profesor Susan.
Pengakuan Pelatih Irak Jelang Hadapi Timnas Indonesia U-23


Oleh karena itu, para peneliti sepakat agar orangtua dapat mencari cara untuk memberitahu anak sejak dini tentang ibu pengganti. Ini untuk mencegah terjadinya pencarian identitas diri dan depresi di kemudian hari.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya