15 Vaksin Diuji, Ada Lima Yang Tidak Sesuai Fungsi

Salah satu contoh vaksin palsu milik Kementerian Kesehatan yang pernah ditemukan. Umumnya vaksin ini diganti label dan menggunakan botol bekas/Ilustrasi.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Filzah Adini Lubis

VIVA.co.id – Menteri Kesehatan Nila Farid Moeloek tidak hanya mengungkap nama 14 rumah sakit dan delapan bidan penerima vaksin palsu. Dalam rapat dengan Komisi IX DPR Kamis kemarin, dia juga mengungkap hasil uji laboratorium terhadap 15 sampel.

Hoaks, WHO Temukan Vaksin COVID-19 Palsu di Indonesia

Dan dari 15 sampel tersebut, terdapat lima vaksin yang terbukti tidak sesuai fungsinya dengan yang tertera. Dari lima tersebut empat adalah vaksin wajib, dan satu vaksin yang tidak wajib, hanya untuk orang yang sering kontak dengan ular.

Berikut data lima vaksin yang dinyatakan palsu.

WHO Temukan Vaksin Palsu COVID-19 di India dan Afrika

Vaksin Tripacel
Produksi  : PT. Sanofi Pasteur
Hasil Uji : Positif Vaksin hepatitis B

Vaksin Pediacel
Produksi  : PT. Sanofi Pasteur
Hasil Uji : Positif Vaksin hepatitis B

Lebih 2.500 Warga India Jadi Korban Vaksin COVID-19 Palsu

Serum Anti Tetanus
Produksi  : PT. Biofarma
Hasil Uji : Tidak mengandung anti tetanus serum

Tuberculin
Produksi  : PT. Biofarma
Hasil Uji : Positif vaksin Hepatitis B

Polyvalent
Produksi  : PT. Biofarma
Hasil Uji : Tidak mengandung anti bisa ular

Sedangkan dua produk yang tidak sesuai dengan kemasan adalah Evrax B dan Engerix B, asli namun sangat rendah.

Sebelumnya Menkes Nila Farid Moeloek yang ditemui pagi ini usai senam bersama karyawan Kementrian Kesehatan mengatakan, bahwa hasil tes uji laboratorim terhadap sejumlah sampel harus tuntas. Tak hanya di Jakarta, tapi juga di sejumlah daerah yang terbukti menerima vaksin palsu.

"Saya bilang harus tuntas, jadi kita harus habiskan, bukan hanya di Jakarta, karena BPOM mencurigai mereka ada yang membeli tidak resmi di 37 titik di 9 provinsi. Ini akan disidik lagi oleh Bareskrim, kalau terbukti akan meluas."

(ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya