- Pixabay/unsplash
VIVA.co.id – Kanker Payudara menjadi pembunuh nomor 10 bagi kaum wanita. Perlu adanya kesadaran diri bagi wanita untuk mengecek kesehatan payudaranya. Salah satu yang kita ketahui bersama adalah dengan melakukan gerakan periksa payudara sendiri (Sadari)
Pengetahuan umum masyarakat kita menyebut, ketika dalam pemeriksaan Sadari tersebut, jika menemui benjolan di sekitar area payudara, kita harus berhati-hati. Mungkin saja itu adalah kanker. Namun bagi orang awam, sulit sekali membedakan apakah benjolan itu kanker atau bukan.
Lalu benjolan seperti apa yang dapat dikategorikan sebagai kanker? Berikut ini penjelasan dari Dokter Ahli Onkologi dari Rumah Sakit Dharmais, dr. Bob Andinata, SpB(k)Onk.
"Kalau benjolan itu tidak hilang selama 2 kali setelah menstruasi dari pengecekan Sadari tadi. Selain itu, benjolan itu pun tidak terasa sakit," ungkapnya saat ditemui ditemui pada acara Deteksi Dini Kanker Payudara di Gedung Ditjen P2P, Kementerian Kesehatan.
Selain itu, dirinya pun mengutarakan kanker payudara bisa dideteksi dari adanya perubahan pada area sekitar payudara. Seperti masuknya putingnya ke dalam. Dan adanya perubahan kulit di sekitar payudara.
"Kalau seseorang yang belum menikah kemudian dia belum memiliki puting itu bukan dikatakan memiliki gejala kanker payudara. Nanti pun puting mereka akan keluar ketika sudah berkeluarga dan memiliki anak. Kalau ini ketika putingnya masuk ke dalam dan kita tekan pelan dia akan mengeluarkan cairan merah atau darah ini bisa jadi kanker dan mesti dicek ke dokter," jelasnya.
Dirinya pun tidak membenarkan jika seseorang yang sering merasakan sakit pada payudara menjadi ukuran payudara seseorang itu terdapat kankernya.
"Apa sudah menikah? Kalau belum itu ya tandanya harus menikah. Karena hormonnya sedang fluktuasi dan tengah tinggi-tingginya," ujarnya.
