Perlu Tahu Vaksin Dasar untuk Cegah Difteri

Pasien yang diduga idap difteri dirawat di Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal

VIVA – Merebaknya wabah difteri di Indonesia, membuat banyak orang merasa perlu untuk menjaga kekebalan tubuh. Salah satu cara untuk mencegah difteri, yakni perlu melakukan vaksin.

Miris, Lebih 200 Kota di Indonesia Risiko Tinggi Penularan Polio

Ada empat kombinasi vaksin yang digunakan untuk mencegah difteri (D), tetanus (T), dan pertusis (P) (batuk rejan). Mulai dari DTaP, Tdap, DT, dan Td. Dua dari vaksin ini, (DTaP dan DT) biasanya diberikan kepada anak-anak di bawah usia tujuh tahun dan dua tahun (Tdap dan Td) diberikan kepada anak-anak dan orang dewasa yang lebih tua.

Dilansir laman vaccines.gov, untuk mendapatkan vaksin ini, bisa konsultasi segera dengan dokter.

Seorang Anak yang Diduga Terserang Difteri di Lampung Barat Meninggal setelah Dirawat

Biasanya, untuk usia anak-anak, diwajibkan mendapatkan lima dosis toksin difteri dan tetanus dan vaksin pertusis asilular (DTaP), satu dosis pada masing-masing usia diberikan saat anak usia 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan, 15-18 bulan dan 4-6 tahun.

Untuk vaksin DT biasanya tidak mengandung pertusis dan digunakan sebagai pengganti DTaP untuk anak-anak yang tidak dapat mentoleransi vaksin pertusis.

Kabupaten Garut KLB Difteri, Ini Tanda Gejala dan Cara Pencegahannya

Vaksin DTaP dapat diberikan pada kunjungan yang sama seperti vaksin lainnya. DTaP tidak dilisensikan untuk siapapun yang berusia di atas enam tahun. Anak-anak lebih tua dari enam tahun, remaja, dan orang dewasa mungkin mendapatkan vaksin serupa, Tdap atau Td.

Td atau Tdap untuk Remaja dan Dewasa

Td adalah vaksin tetanus-difteri yang diberikan kepada remaja dan orang dewasa sebagai pendorong yang disuntikkan setiap 10 tahun sekali, atau setelah terpapar tetanus dalam beberapa situasi.

Sementara, Tdap mirip dengan Td tapi juga mengandung proteksi terhadap pertusis. Tdap harus diberikan sebagai penguat satu kali menggantikan Td. Tdap sangat penting bagi mereka yang berhubungan dekat dengan bayi.
    
Sementara untuk remaja berusia 11 sampai 18 tahun (sebaiknya pada usia 11-12 tahun) dan orang dewasa 19 tahun atau lebih tua harus menerima dosis tunggal Tdap.

Tdap juga harus diberikan kepada anak-anak berusia 7 sampai 10 tahun yang tidak sepenuhnya diimunisasi terhadap pertusis.

Dan untuk wanita hamil harus menerima dosis Tdap selama setiap kehamilan, sebaiknya pada usia 27 sampai 36 minggu untuk memaksimalkan jumlah antibodi pelindung yang diberikan pada bayi, namun vaksin tersebut dapat diberikan dengan aman setiap saat selama kehamilan.

Ibu baru yang belum pernah mendapat Tdap juga disarankan harus mendapat dosis suntikan tersebut sesegera mungkin setelah melahirkan.Tdap bisa diberikan kapan pun vaksin Td (tetanus-difteri) terakhir diterima. (ren)

Ilustrasi bayi/anak/parenting.

Deret Penyakit Berbahaya bagi Bayi, IDAI: Difteri Itu Mematikan

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) soroti angka kematian bayi dan anak yang kondisinya masih terus meresahkan. Kasus kematian tercatat paling tinggi terjadi pada bayi.

img_title
VIVA.co.id
16 Agustus 2023