Langkah Pertolongan Pertama Korban Bencana dan Kecelakaan

AHS - Pertolongan Pertama
Sumber :
  • Ayo Hidup Sehat - tvOne

VIVA – Bencana dan kecelakaan bisa terjadi di mana saja. Korbannya pun bisa siapa saja. Meski terjadi tiba-tiba, namun menolong korban bencana dan kecelakaan tidak bisa sembarangan. Ada ketentuannya, jika salah pertolongan bisa jadi memperparah kondisinya. Lalu, bagaimana seharusnya melakukan pertolongan pertama pada korban kecelakaan dan bencana?

VIDEO: Diet Sebabkan Kulit Kusam dan Rambut Rontok, Ini Penjelasannya

Pakar Orthopedi Dr.dr.Norman Zainal, SpOT.,M.Kes.FICS., CCD mengungkapkan ketentuan yang dilakukan pertama kali saat menghadapi korban bencana dan kecelakaan.

"Pertama kali melihat orang cedera, kita lihat dulu kondisinya. Lalu cek kesadarannya misalnya dengan memanggil namanya. Jika tak ada respons, kita segera cek nadi yang ada di pergelangan tangan dan leher, atau kita dengarkan suara napasnya," ujarnya dalam talkshow Ayo Hidup Sehat tvOne Selasa 16 Januari 2018.

Bisa Bantu Kurangi Risiko COVID-19, Ini 3 Cara Dapatkan Vitamin D

Selanjutnya ia mengungkapkan jika masih bernapas, langkah berikutnya dengan melakukan PPGD atau Pertolongan Pertama Gawat Darurat dengan metode A-B-C-D dan E.

A adalah Airway, atau bebaskan jalan napas, B adalah Breathing, beri napas tambah oksigen. Lalu C adalah Circulation atau hentikan perdarahan dan beri infus, lalu D adalah Disability dan yang terakhir adalah E atau Exposure.

Puasa Berdampak pada Pencegahan Kanker?

"Pertama yang terpenting setelah pasien diketahui masih bernapas, kita harus membuka akses napas sebesar-besarnya, atau dengan melakukan tindakan Resusitasi pada jantung, misalnya dengan penekanan atau napas buatan pada kondisi tertentu," ujarnya. 

Resusitasi adalah tindakan untuk menghidupkan kembali atau memulihkan kembali kesadaran seseorang yang tampaknya mati sebagai akibat berhentinya fungsi jantung dan paru. 

"Setelah A sampai D kita lakukan, tidak dapat dilewatkan yang E atau exposure untuk memastikan adakah bahan berbahaya di sekitar korban, misalnya seperti bahan kimia peledak dan lain-lain," ujarnya.

Lebih lanjut ia mengungkapkan cara mengangkat korban juga tidak bisa sembarangan untuk menghindari 'kecelakaan korban pada pertolongan pertama.

"Misalnya akibat bencana seperti kasus runtuhnya selasar BEI, itu banyak yang patah tulang. Korban patah tulang sangat sensitif, jika salah cara mengangkat bisa memperparah kondisinya,"

Pastikan ketika mengangkat, korban dalam keadaan tubuh yang lurus. Yang dipegang adalah bagian leher bahu, lalu pinggang dan pinggul juga area lutut.

Saksikan tayangannya dalam video berikut ini.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya