Resep Kue Keranjang Tiga Generasi, Dimasak Pakai Tungku

Kue keranjang
Sumber :
  • VIVA.co.id/Dwi Royanto

VIVA – Kue Keranjang menjadi makanan menyambut Imlek yang paling dicari masyarakat Tionghoa di seluruh pelosok daerah. Tak terkecuali di Semarang, olahan kue berbahan dasar tepung ketan, beras dan vanila itu juga banyak dicari.

Dilema Air Minum Dalam Kemasan

Meski ada di setiap daerah, olahan kue keranjang khas Semarang cukup berbeda. Salah satunya pembuat kue keranjang di Kampung Kentangan Tengah, Kecamatan Semarang Tengah. Adalah Indriyanti dan suaminya Ong Ing Hwat yang memiliki resep cukup unik demi mempertahankan tradisi nenek moyang.

Selama dua pekan terakhir, kedua pasangan suami isteri itu terus mengebut pembuatan kue keranjang yang dipesan para pelanggannya. Maklum, toko miliknya menjadi rujukan karena menjajakan kue keranjang yang otentik dan tak memakai bahan pengawet apapun.

Meriahkan Tahun Naga Kayu di Jakarta, Bank Mandiri Ajak Nasabah dan Mitra Rayakan Imlek

Paling khas dari kue keranjang buatan nyonya Ong karena mempertahankan pembuatannya memakai tungku perapian dengan kayu bakar saat memasak.

"Agar kualitas kue keranjang warisan leluhur kami tetap terjaga dengan baik. Maka kami masih mempertahankan memasak pakai tungku dan kayu bakar, " kata Indriyanti, Sabtu, 2 Februari 2019.

Festival Imlek dan Cap Go Meh di Tabanan Bali Berlangsung Meriah

Menurutnya, pemakaian tungku dengan kayu bakar agar membuat aroma kue lebih terjaga dengan baik. Baik adonan tepung ketan, vanila, gula dan ragam bumbu lainnya dimasak selama tujuh jam di atas tungku. Lamanya waktu memasak juga akan membuat kue keranjang awet dan gurih. 

Pemilik nama asli Lie Tjwan In itu mengaku resep kue keranjang buatannya telah bertahan 60 tahun dengan tiga generasi. Mak Jhin, kakeknya yang merupakan generasi pertama pembua kue keranjang telah memperkenalkan resep ini sejak tahun 1950 silam. 

Sepeninggal kakeknya, produksi kue keranjang diwariskan kepada Pak Zhing Lang sebagai generasi kedua. Pembuatannya pun masih sama dengan cara tradisional untuk menjaga kualitas rasa. 

Terakhir resep kue keranjang diwariskan kepada Ong Ing Hwat, suaminya. Namun Ny Ong mengkreasikan rasa kue keranjang dengan variasi lain. Dari hanya tiga rasa kini menjadi empat rasa yakni cokelat, vanila, frambors dan pandan.

Tak cuma itu saja, Indriyanti juga mempertahankan citarasa dengan memasak kue keranjang dengan membungkus daun pisang. Daun pisang ini dipakai agar  aromanya lebih sedap dan tidak gampang lengket. 

Beberapa hari jelang Imlek tiba, Indriyanti kini masih mengebut pesanan kue yang datang dari dalam maupun luar daerah. Di banding tahun sebelumnya, pesanan bahkan meningkat seiring ekonomi yang tidak terlalu lesu.

"Paling banyak memesan itu pedagang dari Jakarta, Bandung, Surabaya. Akhir-akhir ini pemesanan kue keranjang naik pesat ketimbang kondisi tahun lalu," ujarnya.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya