Kebiasaan Buruk Menyisakan Makanan Ternyata Punya Dampak Serius

Ilustrasi sisa makanan
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Kebiasaan buruk menyisakan makanan masih kerap dilakukan masyarakat Indonesia. Jika kita menyisakan makanan, berarti kita turut berkontribusi dalam pemanasan global. Kenapa demikian? 

Nagita Slavina Dikritik karena Beri Makanan dan Minuman Bekas ke Pengasuh, Begini Reaksi Rafathar

Karena salah satu sampah organik itu berasal dari sisa makanan yang saat ini menjadi salah satu kekhawatiran dunia. Kebiasaan tidak menghabiskan makanan ini juga memiliki dampak sosial yang cukup besar, padahal masih banyak juga masyarakat Indonesia yang kekurangan makanan. 

Di tengah kondisi sosial yang beragam dan masa pandemik ini, masyarakat diajak untuk berbuat baik dengan lebih menghargai makanan sebagai wujud empati terhadap kelompok masyarakat lain yang membutuhkan.

Menyimpan Makanan Sisa di Lemari Es, Sampai Kapan Bisa Dikonsumsi Lagi?

‘SERIBU NONGSHIM UNTUK SEMUA’ – Sebuah gerakan gerilya sosial yang diinisiasi oleh Nongshim Indonesia melalui platform digital dengan menggerakkan followers sebagai partisipan. 

Kampanye Hargai makanan kita, hidup jadi berkah!

Photo :
  • Nongshim
Demi Bertahan Hidup, Ibu Ini Jual Makanan Sisa dari Tempat Sampah

Kegiatan ini mengajak para peserta untuk mengikuti aktivitas yang dilakukan di akun Instagram Nongshim, di mana setiap video yang masuk akan dikonversi dengan jumlah produk Nongshim yang akan dibagikan. Selain memberikan pesan positif, kegiatan ini juga bertujuan untuk memberikan dampak nyata kepedulian Nongshim Indonesia di dalam sektor pangan, terutama yang erat kaitannya dengan menumbuhkan empati di kehidupan sosial.

Menurut Jenny Liliyanty selaku Brand Manager PT. Sukanda Djaya, “Nongshim Indonesia sebagai supplier dan pemilik brand produk panganan, merasa perlu berkontribusi untuk memberikan social impact yang nyata ke target-target yang tepat. Kegiatan ini juga bertujuan menyampaikan pesan sosial secara positif mengenai dampak akan perubahan kebiasaan konsumsi makanan dan menumbuhkan rasa empati dari masyarakat secara menyeluruh”.

Kegiatan ini berjalan selama Bulan Ramadan, di mana setelah dua tahun dimasa pandemik, Ramadan kali ini kita sudah bisa berinteraksi kembali dengan sesama dengan tetap menjalankan protokol kesehatan. Ini menjadi momen tepat untuk melaksanakan dan menyebarkan pesan kebaikan yang juga akan memberikan sentimen positif terhadap brand.

Kegiatan ini dilakukan secara offline sebagai bentuk aksi nyata dari kelanjutan digital campaign di platform sosial media. Ribuan produk Nongshim (Shin Ramyun, Shin Ramyun Shrimp, Neoguri, Kimchi Ramyun, dan Claypot Ramyun) berhasil didistribusikan ke beberapa target penerima (panti asuhan, non-government organization, komunitas, dan pekerja pelayanan publik, serta masyarakat yang membutuhkan).

Hargai makanan kita, hidup jadi berkah!

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya