Tak Selalu Bahaya, Dokter Jelaskan Tanda Demam Aman pada Anak

Anak sedang tidur.
Sumber :
  • vstory

VIVA –Demam menjadi salah satu gejala paling umum yang terjadi baik pada anak dan orang dewasa. Namun, kerap kali kondisi demam pada anak membuat orang tua panik lantaran menganggapnya sebagai suatu hal yang berbahaya. Padahal, demam tak selalu tanda bahaya, lho!

Yang Harus Dilakukan Orang Tua Saat Anak Mulai Sakit, Dokter: Jangan Diajak ke Mall!

Dikatakan dokter spesialis anak dr. Stanza Uga Sp.A, dalam bincang live di Instagram bersama dr Citra Cesilia, demam menjadi salah satu kondisi yang paling sering dikeluhkan orang tua. Kebanyakan orang tua menganggap demam bisa membahayakan kondisi buah hatinya sehingga rasa panik berlebihan pun kerap hadir. Yuk coba dipahami penjelasan dokter Stanza.

"Demam tidak selalu jadi lawan kita. Bisa jadi kawan, untuk peningkatan imunitas," tuturnya.

Kemenkes Catat Lebih dari 60 Ribu Kasus DBD di Indonesia, Pemudik Harus Waspada

Baca Juga: Demam Anak Seperti Apa yang Perlu Dikhawatirkan?

Ternyata, di balik peningkatan suhu tubuh anak, ada sistem kekebalan yang diaktifkan untuk memerangi bakteri atau virus. Imunitas tubuh itu berjejer membentuk lapisan pertahanan layaknya para tentara di medan perang. 

Bagaimana Membedakan Gejala Infeksi dengan Penyakit Biasa pada Anak?

"Jangan terlalu worry jika anaknya demam tidak disertai kejang. Anaknya masih bisa minum dan makan dengan baik. Atau masih bisa tidur," paparnya.

Batasan demam anak, kata Stanza, bisa dilihat dengan suhu 38 derajat atau sesuai anjuran WHO yakni 38,5 derajat. Ia pun menjelaskan agar orangtua perlu waspada jika demam anak termasuk tinggi lebih dari angka tersebut.

"Waspadai jika demam tinggi dengan suhu 39 derajat atau lebih karena berpotensi ganggu kenyamanan anak ataupun hambat proses metabolisme di otak," jelasnya.

Baca Juga: Picu Kematian Anak, Kenali Gejala Demam Berdarah Dengue

Ia menyarankan agar orang tua memakai pengukur suhu seperti termometer yang dalam kondisi baik agar perhitungannya tepat. Tidak direkomendasikan hanya menilai suhu tubuh anak dengan memakai punggung tangan yang ditempatkan di dahinya.

"Lebih baik ukur pakai alat pengukur suhu atau termometer. Kalau tangan, bisa saja kita habis wudhu terus megang anak terasa panas. Jika anak demam tinggi, boleh kasih penurun panas," tuturnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya