Masakan Si Kecil Boleh Tambah Penyedap Rasa? Ini Kata Dokter Gizi

Ilustrasi parenting/orangtua dan anak/anak makan.
Sumber :
  • Freepik/freepik

VIVA Parenting – Rasa yang gurih biasanya sudah sangat familiar di lidah masyarakat Indonesia untuk memberi kenikmatan pada tiap masakan yang dikonsumsi. Salah satu cara untuk mendapatkan rasa yang gurih tersebut cenderung memakai banyak penyedap rasa, bolehkah dipakai untuk masakan pada anak?

10 Makanan Wajib Dihindari Jika Ingin Awet Muda Seperti Ade Rai, Nomor 2 Paling Sulit

Dokter Spesialis Gizi Klinik, Dr. Diana Felicia Suganda, M.Kes, Sp.GK, penyedap rasa boleh digunakan pada makanan, namun khusus pada orang dewasa. Pada makanan anak, apalagi di makanan pendamping ASI (MPASI), dokter Diana tidak menganjurkan pemakaian penyedap rasa karena dikhawatirkan memperberat kerja ginjal.

"(Penyedap rasa untuk anak) tidak dianjurkan pakai lada, garam, gula, bahan makanan biasa aja, mecin enggak," kata Diana dalam konferensi pers Royco: Semakin Dekat dengan Generasi Indonesia Emas Melalui #KebaikanIsiPiringku dan Program Kampung Keluarga Berkualitas, beberapa waktu lalu.

6 Makanan yang Sebaiknya Dihindari saat Menikmati Secangkir Kopi

MPASI.

Photo :
  • U-Report

Dokter Diana juga mengatakan bahwa penambahan penyedap rasa pun perlu dibatasi pada orang dewasa karena efeknya serupa pada anak. Maka, dokter Diana menganjurkan penambahan penyedap rasa hanya seujung jari, disertai rasa alami dari bumbu-bumbu makanan.

Tantrum pada Anak, Apakah Ada Kaitannya dengan Makanan yang Dikonsumsi Sang Ibu Selama Kehamilan?

"Orang dewasa boleh tapi karena itu memperberat kerja ginjal, MSG jangan banyak. Satu pinch untuk dewasa. Dari bahan makanan sendiri mengandung rasa, jangan terlalu push kasih di tambahan penyedap rasa, secukupnya aja, gula garem aja," tuturnya.

Untuk porsinya sendiri, dokter Diana mengatakan bahwa sumber gizi yang dibutuhkan pada tiap orang sebenarnya berbeda-beda. Terutama pada ibu hamil, sumber gizi tersebut sangat dianjurkan beragam dengan paduan gizi mikro dan makro yang dibutuhkan untuk perkembangan janin.

"Gizi saat ibu hamil sangat menentukan kualitas anak saat lahir. Tergantung trimester juga sesuai konsumsinya. Kebutuhan energi masing-masing trimester ibu hamil juga beda," jelasnya.

Ilustrasi ibu hamil

Photo :
  • pixabay

Dokter Diana mencontohkan pada kebutuhan dasar wanita Indonesia dengan tinggi sekitar 160 cm, maka kebutuhannya 1500 kalori per hari. Saat mengandung, maka kebutuhannya akan bertambah dimulai dari 100 hingga 300 kalori. 

"Ketika hamil, meningkat (kebutuhannya), pada trimester satu nambah 100-200 kalori. Trimester 2 dan 3 nambah 300 kalori," tuturnya.

Peningkatan kalori tersebut, kata dokter Diana, signifikan berasal pada sumber protein. Misalnya, pada wanita sehat idealnya membutuhkan protein sebesar 60 gram. Saat hamil, di trimester satu dan dua, tambahkan hingga 20 gram. Serta di trimester 3, protein dibutuhkan sebanyak 30 gram.

"Sumbernya paling gampang telur. Per 1 butir telur ada 6 gram protein. Makan telor aja sehari, tinggal dibagi. Dari daging, per 100 gr daging dan ayam sampai 20 gr protein. Kebutuhan ibu hamil dan menyusui naik. Protein sampai 35 gram untuk ibu menyusui," jelasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya