10 Tips Mempersiapkan Anak untuk Persaingan di Masa Depan

Ilustrasi anak sekolah.
Sumber :
  • Pixabay/Public domain pictures

VIVA Lifestyle – Mempersiapkan anak untuk menghadapi persaingan di masa depan adalah tugas penting sebagai orang tua atau wali. Tentu saja hal ini harus mulai dilakukan sedari dini.

Banyak Salah Kaprah Soal Ilmu Parenting, Zaidul Akbar: Yang Bermasalah Orangtua Bukan Anak

Namun, penting untuk diingat bahwa setiap anak unik, sehingga pendekatan yang efektif dalam mempersiapkan mereka untuk persaingan di masa depan bisa bervariasi. Luangkan waktu untuk memahami kebutuhan dan minat si buah hati serta dukunglah mereka dengan penuh kasih sayang dalam perjalanan perkembangan mereka.

Nah, berikut adalah beberapa langkah yang dapat membantu Anda dalam mempersiapkan mereka menghadapi persaingan di masa depan, dihimpun dari berbagai sumber.

Dirjen Kementerian Pertanian Bela-belain Patungan Rp500 Juta Buat Beliin Mobil Anaknya SYL

1. Berikan pendidikan yang berkualitas

Adipati Dolken Berencana Gak Sekolahkan Anak, Netizen Setuju: Gak Kepake Juga Ilmunya

Pastikan anak mendapatkan pendidikan yang baik dari usia dini. Ini termasuk mengenalkan mereka pada konsep-konsep dasar dalam matematika, ilmu pengetahuan, bahasa, dan seni. Bantu mereka untuk memahami bagaimana belajar dengan cara yang menyenangkan dan efektif.

2. Fokus pada keterampilan lunak (soft skills)

Persaingan di masa depan tidak hanya tentang pengetahuan akademis tetapi juga tentang keterampilan lunak seperti kreativitas, komunikasi, kolaborasi, dan keterampilan interpersonal.

Bantu si kecil untuk mengembangkan keterampilan ini melalui bermain, kerja sama dengan teman sebaya, dan berbicara dengan orang dewasa.

3. Ajarkan kemampuan pemecahan masalah

ilustrasi anak sekolah

Photo :
  • Adi Suparman

Mendorong buah hati untuk berpikir kritis dan menemukan solusi untuk masalah adalah keterampilan yang sangat berharga di dunia yang cepat berubah.

4. Kenalkan teknologi dengan bijaksana

Teknologi adalah bagian integral dari masa depan, jadi pastikan anak terbiasa dengan alat-alat teknologi. Namun, pastikan penggunaannya seimbang dan pilihkan konten yang bermanfaat dan mendidik.

5. Dorong kreativitas

Beri anak kesempatan untuk mengeksplorasi kreativitas mereka dalam berbagai bentuk, seperti seni, musik atau bahkan di bidang sains dan teknologi.

6. Ajarkan tentang nilai-nilai etika dan moral

Ilustrasi ibu dan anak/parenting.

Photo :
  • Freepik/bristekjegor

Persaingan harus diiringi dengan nilai-nilai yang baik. Ajarkan mereka tentang pentingnya integritas, etika kerja, rasa empati dan tanggung jawab sosial.

7. Dukung minat dan bakatnya

Perhatikan minat dan bakat khusus si kecil. Bantu mereka untuk mengembangkan dan mengasah kemampuan di bidang yang mereka sukai.

8. Latih resiliensi

Anak-anak perlu belajar bagaimana mengatasi kegagalan dan tantangan. Dukung mereka untuk tetap gigih dan tidak menyerah ketika menghadapi kesulitan.

9. Beri contoh yang baik

Ilustrasi ibu dan anak/parenting.

Photo :
  • Freepik/lookstudio

Jadilah contoh yang baik bagi buah hati Anda. Tunjukkan dedikasi, kerja keras dan semangat dalam mengejar tujuan Anda sendiri.

10. Dorong belajar seumur hidup

Ajarkan anak pentingnya belajar sepanjang hidup. Ketika mereka belajar untuk bersifat penasaran dan selalu ingin tahu, mereka akan dapat terus berkembang di masa depan yang tidak dapat diprediksi.

Di sisi lain, pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi turut membawa berbagai perubahan yang menjadikan persaingan anak di masa depan semakin ketat.

Memahami hal tersebut, Trakindo Innovakids 2023 digelar, sebagai salah satu bentuk komitmen berkelanjutan dalam melaksanakan program Corporate Citizenship PT Trakindo Utama (Trakindo), khususnya pada pilar pendidikan sebagai salah satu pilar terbesar dengan bagian terbesar, guna menumbuhkan budaya inovasi sejak dini sekaligus mempersiapkan anak Indonesia sebagai inovator di masa depan.

Yulia Yasmina, Chief Administration Officer Trakindo mengatakan bahwa program ini dilakukan guna menumbuhkan budaya inovasi sejak dini yang siap menjawab tantangan di masa depan. Ini juga merupakan selebrasi program pembinaan pihaknya di sekolah-sekolah dasar mitra mereka di seluruh Indonesia, untuk berbagi praktik baik dan peningkatan budaya inovasi sekolah, serta mengompetisikan karya inovasi siswa.

Ilustrasi ruang kelas/sekolah

Photo :
  • Pixabay/WOKANDAPIX

“Trakindo Innovakids hadir sebagai wadah untuk memotivasi siswa dan guru dalam berpikir kreatif dan inovatif, melalui model pembelajaran berbasis tantangan (Challenge-Based Learning). Model pembelajaran ini akan memfokuskan anak didik pada permasalahan nyata yang mereka temui di sekitar, dan mengajak mereka untuk berpikir kritis dalam memecahkan masalah tersebut, melalui pengembangan produk inovasi,” ujar Yulia dalam keterangannya, Rabu, 26 Juli 2023.

Acara tersebut juga merupakan rangkaian puncak dari Program Gerakan Transformasi Edukasi Trakindo (GENERASI) yang direncanakan selama tiga tahun sejak tahun 2021, yang berfokus pada perbaikan tata kelola sekolah, penyiapan lingkungan pembelajaran, pembudayaan karakter, dan integrasi pembelajaran CBL (Challenge Based Learning).

Memasuki tahun kedua penyelenggaraannya, program ini telah memberi manfaat kepada 30 Sekolah Dasar, 5 Sekolah Menengah Pertama, 214 Sekolah Imbas, 700 guru, 3500 siswa serta 350 orang tua di sekolah mitra.

Ada pun program ini juga semakin melengkapi dukungan program Bantuan Pendidikan Trakindo, di tingkat Sekolah Dasar Negeri di seluruh Indonesia yang telah dimulai sejak tahun 2010, bahkan di tingkat Sekolah Menengah Kejuruan dan Politeknik yang dimulai sejak 1996

“Tahun ini, acara ini mengusung tema Inovasi Kesehatan Lingkungan. Hal ini sejalan dengan Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), terkait program Revitalisasi Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) melalui Sekolah Sehat demi mewujudkan anak Indonesia yang sehat, kuat, dan cerdas berkarakter,” tambah Yulia.

Sementara itu, perwakilan Juri Ahli Athanasia, Amanda Septevani, yang saat ini juga menjabat sebagai Peneliti Senior BRIN dan dinobatkan sebagai 99 Most Inspiring Women in Indonesia oleh Globe Asia 2019 menyampaikan apresiasi serta dukungan atas terlaksananya kegiatan ini, guna menstimuli anak sejak dini agar terbiasa menuangkan ide dan gagasan menjadi produk-produk nyata yang bermanfaat.

Ilustrasi ruang kelas/sekolah

Photo :
  • Pixabay/WOKANDAPIX

“Tema tahun ini yaitu dalam mewujudkan lingkungan sekolah yang sehat, sangat relevan dan penting untuk digali sejak dini, karena isu lingkungan adalah masalah global yang masih menjadi tantangan dan perhatian serius hingga saat ini. Melalui ajang ini, adik-adik kita bisa belajar secara aktif dengan melatih kepekaan terhadap kondisi lingkungan dan bahkan mampu membuahkan karya-karya baru untuk menjawab masalah lingkungan sekitar,” ungkapnya.

Pelaksanaan program ini sendiri terbagi menjadi dua tahapan. Tahap awal berfokus pada upaya review terhadap visi dan misi sekolah, pengenalan program pendidikan karakter dan pendekatan Challenge Based Learning, serta asistensi pembuatan prototipe inovasi karya siswa.

Selanjutnya pada tahap berikutnya, penerapan Challenge Based Learning tahap lanjutan, training ‘good practice writing’ bagi guru-guru agar bisa mengamplifikasi inovasi dari sekolah, produksi prototipe inovasi yang dihasilkan siswa di tahap sebelumnya, serta kompetisi inovator cilik.

Setelah melalui tahap penjurian, akhirnya diputuskan tiga terbaik dalam ajang ini, di antaranya yaitu SD Inpres Nunbaun Delha Kupang Nusa Tenggara Timur (NTT), SD Negeri 46 cakranegara Nusa Tenggara Barat (NTB), dan SD Negeri 65 Pekanbaru.

“Kami berharap apresiasi ini bisa menjadi tambahan motivasi, baik bagi siswa maupun seluruh warga sekolah untuk terus mengembangkan kreatifitas serta inovasi agar bisa memberikan hal yang bermanfaat bagi masyarakat, dan menjadi bekal terbaik untuk siswa di masa depan,” kata Mardiana, perwakilan guru finalis dari SD Inpres Nunbaun Delha Kupang NTT.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya