- REUTERS/Christinne Muschi
VIVA.co.id – Sebagian besar ibu yang baru pertama kali melahirkan dan memiliki bayi, sering mengeluhkan sulitnya memiliki pasokan ASI yang banyak untuk si kecil. Hal ini ternyata dipengaruhi oleh beberapa alasan, yang jarang diketahui para ibu.
Dilansir dari laman Today's Parent, menurut konsultan laktasi Michelle Branco, kekurangan ASI biasanya dipicu oleh bayi yang tidak mengosongkan isi ASI tersebut saat ia meminumnya. Sehingga, kondisi ini tidak akan mengirimkan sinyal pada tubuh untuk memproduksi lebih banyak ASI di payudara.
Alasan lainnya yang jarang diketahui, adanya masalah kesehatan seperti hormom endokrin, tiroid yang tidak diobati, atau diabetes tipe 2. Riwayat kesehatan lainnya juga berpengaruh, seperti pernah operasi payudara sebelum melahirkan, berisiko pada penurunan produksi ASI.
Hal lain yang sangat jarang terjadi yaitu adanya pengaruh perkembangan bentuk payudara usai melahirkan. Bentuk payudara yang menjadi sangat lebar atau putingnya mengarah ke bawah, biasanya turut berperan dalam memproduksi ASI.
Michelle menambahkan, jika Anda belum yakin apakah produksi Anda mencukupi, cukup lihat tandanya melalui beberapa hal pada keseharian si kecil. Jika berat badannya tidak bertambah, tidak sering ganti pampers, sulit tidur lelap, maka ada kemungkinan ia kekurangan asupan ASI.
Maka, Michelle menganjurkan agar pemberian ASI saat si kecil mengonsumsinya, bisa dilakukan dengan lebih baik yaitu memastikan si kecil menelan ASI tersebut. Cara memastikannya yaitu perhatikan saat si kecil menyusui, ia akan membuka mulut secara lebar, menyedot ASI, kemudian ada jeda sebentar dan menutup mulutnya.
Selain itu, posisi menyusui juga turut berperan. Pastikan si kecil diberikan posisi menyusui yang berbeda-beda. Di saat menyusui pula, biasakan tangan Anda untuk sedikit memeras payudara, agar pasokan ASI bisa mengalir untuk kebutuhan si kecil. (mus)
Kenali 5 Tanda Kanker Payudara, Perempuan Sering Mengabaikan
Seiring bertambahnya usia, kemungkinan kanker payudara meningkat, dan seseorang mungkin tidak menunjukkan gejala yang mencolok.
