- Courtesy National Geographic
VIVA – Kuil pemakaman Hatshepsut menyimpan sejarah sebagai salah satu pemerintahan terbesar di Mesir. Relief dan pemakamanan menjadikan kuil itu salah satu mahakarya arsitektur paling mencolok di dunia, dan mungkin salah satu terpenting bagi kaum feminis.
Hatshepsut adalah putri tertua Raja Thutmose I, yang menjadi Ratu Mesir dan bertahta selama dinasti ke-18, setelah kematian suaminya Thutmose II. Meskipun anak tirinya Thutmose III akhirnya bertahta, Hatshepsut mendapatkan gelar Firaun dan memerintah selama lebih dari dua puluh tahun.
Dilansir dari National Geographic, Hatshepsut merupakan salah satu firaun perempuan pertama Mesir Kuno. Patung dirinya bahkan digambarkan berbadan laki-laki, wajahnya mengenakan surai singa dan jenggot firaun.
Kuil pemakaman Hatshepsut berada di tepi barat Sungai Nil di sebelah kuil Mentuhotep II, untuk memperkuat posisinya di antara para raja. Dikenal dengan sebutan Djeser Djeseru atau "Sang Suci diantara para suci," kuilnya dihiasi dengan gambar adegan-adegan dari masa pemerintahannya.
Kuil ini juga menjadi tempat suci Dewa Kematian Anubis, Dewi Kesuburan Hathor, raja para dewa Amun, dan Dewa Matahari Re.
Hatshepsut meninggal pada tahun 1458 Sebelum Masehi, dan dikubur di Kuil Para Raja. Thutmose III menghancurkan patung-patungnya, dan menghapus semua peninggalannya. Beberapa orang mengatakan bahwa itu adalah tindakan balas dendam, yang lainnya percaya itu untuk memastikan suksesi yang mulus.
Ketika para arkeolog memecahkan hieroglif di awal abad ke-19, mereka akhirnya membaca tulisan di kuilnya dan mengumpulkan cerita tentang Hatshepsut. Saat ini warisannya hidup dalam pencapaian arsitekturnya yang bertahan hidup di seluruh Mesir.
Menakjubkan, Ini 7 Keajaiban Dunia Baru yang Harus Kamu Tahu
Berbagai bangunan dan fenomena alam telah menjadi bukti kemegahan peradaban manusia. Sederet keajaiban dunia ini mampu menghipnotis pandangan manusia.
