- Pexels
VIVA Travel – Kenyamanan tentu menjadi prioritas utama ketika menginap di hotel, apalagi yang sudah mendapat label mewah. Salah satu yang sangat diperhatikan adalah fasilitas, termasuk soal sanitasi.
Berbagai hotel mewah, seperti Marriott Hotel di Kaohsiung, Taiwan; Sofitel Hotel di Kuala Lumpur, Malaysia; dan Four Seasons Hotel di Bangkok, Thailand, mengandalkan Geberit sebagai penyedia produk sanitasi mereka.
Sales Manager Geberit Taiwan, Andy Hsieh, mengatakan salah satu alasan utama mereka memilih Geberit adalah karena produk tersebut membantu mereka untuk menghemat waktu.
"Terutama dalam kondisi ketiadaan jumlah pekerja konstruksi yang cukup. Karena Sistem Instalasi Geberit (GIS) dirancang prefabrikasi secara lokal, pemasangan menjadi lebih cepat,” kata Andy dalam keterangannya, Sabtu 16 Juli 2022.
Ilustrasi kamar mandi.
- Pixabay
Selaras dengan misi Marriott Hotel untuk menjadikan setiap perjalanan berharga, Geberit turut melengkapi hotel tersebut dengan fasilitas terbaiknya, yaitu WC iCon yang digantung di dinding, Sigma01 actuator plates, wastafel Xeno2, Smyle urinals, GIS, dan concealed cistern anti bocor.
Sementara itu, Sofitel Hotel Kuala Lumpur dan Four Seasons Hotel di Bangkok, juga memakai concealed cistern Geberit Sigma 12 cm, yang mampu membatasi volume penyiraman hingga 4,5 liter, sehingga mengurangi konsumsi air dalam jumlah besar.
"Selain concealed cistern, desain kamar mandi Sofitel Hotel di Kuala Lumpur juga menggunakan actuator plates Sigma80, 70, dan 10 dari Geberit yang hadir dalam desain ramping dengan penggerak dual flushing yang hemat air. Dengan krisis iklim yang sedang terjadi, produk hemat air seperti ini menjadi esensial bagi semua pihak untuk menjamin keberlanjutan lingkungan," ungkapnya.
"Kami senang bermitra dengan merek terkemuka di seluruh kawasan di Asia Utara dan Tenggara ini dan tentunya menantikan lebih banyak kolaborasi di masa mendatang," tambah Christine Lok, Head of Sales Geberit Malaysia.
Heru Budi Mau Contoh Singapura dan Jepang agar Jakarta Punya TPA Lumpur
Penjabat Gubernur DKI Jakarta menyebut Jakarta tak memiliki lahan untuk tempat pembuangan sampah di daratan, maka ia mengusulkan agar TPA untuk lumpur sedimen.
