-
VIVA – Momen kenaikan kelas tahun lalu, jadi hal yang cukup menegangkan. Apalagi saat rapor anak mulai dibagikan.
Bagi orangtua yang memiliki anak rajin belajar, mungkin tak akan masalah. Tapi, bagi para orangtua yang memiliki anak malas belajar, melihat rapor pasti jadi hal yang bikin deg-degan.
"Saat melihat isi rapor, aku langsung mengucap syukur, karena yang ditakutkan, bayangan angka merah tak terlihat," kata seorang ibu yang sempat kewalahan memotivasi anaknya yang malas belajar.
Diakui sang ibu, putranya bukanlah anak yang rajin. Tiap kali di sekolah, ia tak pernah mencatat apapun informasi yang diberikan guru.
Tak patah semangat, sang ibu mencari beragam solusi agar buah hatinya bisa termotivasi untuk belajar giat.
Sempat bertanya pada seorang psikolog tentang kondisi buah hatinya, psikolog itu bilang, "Bisa juga karena metode belajarnya yang monoton. Atau lingkungan di kelasnya yang membuat dia tidak fokus belajar".
Dari situ, si ibu berusaha mencari tempat belajar yang menyenangkan untuk buah hatinya. Salah satu yang dituju, adalah tempat kursus bimbingan belajar atau bimbel.
Meski antusias mendaftarkan buah hatinya untuk belajar di 'bimbel', tapi saat tahu harga bimbingan belajarnya, si ibu mundur. Untuk satu paket belajar dengan semua mata pelajaran, biaya yang ditawarkan Rp3,9 juta untuk periode satu tahun belajar.
Meski rela menggelontorkan banyak uang demi buah hati, namun, dia khawatir, metode belajar di tempat tersebut tak sesuai hingga si anak bosan dan akhirnya tidak sampai selesai mengikuti program bimbingan belajar tersebut.
Beruntung, saat ini dunia teknologi semakin berkembang. Ada banyak hal yang bisa diakses dengan gadget. Termasuk melakukan aktivitas belajar online.
Karena gencarnya promosi belajar via online, si ibu pun tertarik mengikutsertakan putranya dalam program belajar via online.
Lihat Juga
Metode belajar yang ditawarkan beragam, namun diakuinya, metode belajar yang seperti menonton video di YouTube itu, membuat anaknya, kembali semangat untuk belajar dan memahami materi pelajaran seperti yang diajarkan di sekolah tanpa harus mencatat di dalam buku.
Monoton
Dengan adanya metode belajar via online, Presiden Joko Widodo pun menyambut baik adanya teknologi yang bisa memacu semangat belajar anak.
Jokowi pun mengakui, sudah cukup lama, metode belajar di Indonesia tidak mengalami perubahan berarti. "Memang sudah terlalu lama ya, pendidikan kita monoton," kata Presiden dalam sebuah video yang diunggah di akun Instagram milik salah satu pendiri aplikasi belajar online “Ruangguru”, Adamas Belva Syah Devara.
Mantan gubernur DKI Jakarta itu ingin, metode belajar yang monoton segera dirombak dan diubah secara total. "Yang pertama yang bisa dilakukan memang sebenarnya adalah dengan memperbaiki aplikasi sistem".
Presiden pun berharap, suatu saat ada metode pendidikan yang bisa langsung membawa anak didik berhadapan langsung dengan masalah dan tantangan, namun sesuai dengan level usia masing-masing.
Tak hanya Jokowi, menjamurnya aplikasi belajar online juga disambut baik oleh Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Harris Iskandar. Menurut Harris, kemajuan teknologi dalam hal pendidikan merupakan suatu langkah yang bagus dan harus diapresiasi.
Menurut dia, dengan makin banyaknya aplikasi atau platform digital untuk pendidikan, juga bisa semakin memperluas jangkauan persebaran pendidikan. Bahkan, ia memprediksi bahwa ke depan fitur edukasi secara digital akan menjadi tren.
"Sekarang memang sedang eranya e-commerce, setelah itu settle baru nanti gilirannya e-education atau e-training. Prediksi saya tidak akan lama lagi, satu-dua tahun e-education itu akan sangat mewabah," kata dia.