Menakar Peluang Jokowi

- ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
"Untuk Jokowi, faktor OTT terhadap beberapa tokoh dari parpol koalisi juga jadi kelemahan. Ini bisa gerus Jokowi di koalisi dan elektabilitas," ujar Rico.
Cegah Blunder
Sisa waktu sebelum pencoblosan akan menjadi catatan dua kubu dalam memainkan strategi. Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Ardian Sopa menilai, sisa waktu menjadi penting. Untuk itu, dua capres terutama Jokowi sebagai petahana jangan membuat blunder. Hal ini penting untuk menarik suara yang belum menentukan pilihan atau swing voters.
"Jangan sampai ada blunder ya. Karena dengan zaman informasi yang demikian luas, blunder politik ini sangat mudah tersebar luas," kata Ardian di kantor LSI Denny JA, Jakarta, Rabu, 10 April 2019.
Blunder yang dimaksud seperti terkait langsung dengan yang dilakukan baik capres dan cawapres. Jokowi sebagai petahana jangan sampai melontarkan ucapan kontroversial yang membuat heboh. Begitupun tim pemenangan agar tak tersandung kontroversi yang menjadi sorotan publik.Â
Namun, kata dia, bila hanya dilakukan oleh barisan relawan pendukung seperti dugaan surat suara tercoblos di Malaysia dinilainya tak terlalu berpengaruh. "Dan, kalau pun ada efeknya saya kira ya sangat-sangat kecil," ujar Ardian.Â
Sebagai capres petahana, Jokowi mestinya bisa mudah memenangkan Pilpres 2019. Kemenangan Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY di Pilpres 2009 menjadi contoh. Namun, memang SBY saat periode pertama dinilai berhasil dengan program-programnya. Maka saat maju lagi di periode kedua, SBY yang berduet dengan Boediono unggul dari pesaingnya termasuk pasangan Megawati Soekarnoputri-Prabowo Subianto.
"Kejadian SBY tak bisa disamakan dengan Jokowi sekarang. SBY bagus di periode pertama," tutur Hendri Satrio.
Lalu, koalisi pengusung Jokowi seharusnya bisa menjadi keunggulan eks Gubernur DKI itu. Dukungan partai besar dan menengah macam Golkar, PDIP hingga PKB serta PPP menjadi kendaraan kuat pelindung untuk maju merebut RI-1 kedua kalinya. Tokoh-tokoh di dalam koalisi juga menjadi jaminan. Namun, kendaraan koalisi pengusung juga memerlukan kesolidan.