Rumah Politik Buruh

Peringati May Day, Ribuan Buruh Penuhi SUGBK
Peringati May Day, Ribuan Buruh Penuhi SUGBK
Sumber :
  • VIVAnews/Muhamad Solihin

Namun, gagasan itu sempat tertunda karena Pemilu 2014. Menurut dia, dalam Pemilu 2014, gerakan buruh terpecah. Kondisi ini semakin menguatkan tekad buruh untuk memiliki kendaraan politik sendiri.

“Karena dengan cara menitipkan ke partai-partai yang ada tidak akan efektif dan tak bisa berbuat banyak, karena tidak ada alat politik sendiri,” ujarnya.

Hal senada disampaikan Andi Gani. Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) ini mengatakan, selama ini buruh hanya menjadi komoditas politik semata. Menurut dia, buruh hanya "dilirik" tiap lima tahun sekali, saat Pemilu.

Namun, setelah Pemilu usai, buruh dilupakan. Untuk itu, buruh harus membangun rumah politik sendiri, guna menampung aspirasi kaum pekerja.

“Kami tidak merasa partai-partai lain mengganggap buruh. Kami berharap buruh ada di wadah politik, kami berjuang di jalanan, tapi di dalam sistem juga,” ujarnya kepada VIVA.co.id, Rabu, 29 April 2015.

Aksi Unjukrasa Buruh Menolak Penangguhan UMP/UMK 2013

Setelah Pemilu usai, buruh dilupakan. Untuk itu, buruh harus membangun rumah politik sendiri, guna menampung aspirasi kaum pekerja. FOTO: VIVA.co.id/Nurcholis Anhari Lubis

Dukungan Mengalir
Front Nasional Perjuangan Buruh Indonesia (FNPBI) mendukung rencana pendirian partai politik oleh buruh. Meski tak tergabung di GBI, FNPBI menyatakan, buruh memang membutuhkan wadah politik sendiri.

Ketua Umum FNPBI Lukman Hakim mengatakan, gerakan buruh memang harus menjadi gerakan politik. Karena menurut dia, segala persoalan perburuhan bersumber pada sistem politik.

Halaman Selanjutnya
img_title