Sekolah yang Memerdekakan

TechnoNatura menerapkan  prinsip empat sifat Nabi Muhammad SAW dan delapan sifat dasar yang diutamakan dalam ajaran Islam.
TechnoNatura menerapkan  prinsip empat sifat Nabi Muhammad SAW dan delapan sifat dasar yang diutamakan dalam ajaran Islam.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Endah Lismartini

Tahun 1996, SALAM sempat vakum selama empat tahun karena Wahya kembali ke Yogya. Namun murid-murid dan orang tua mereka terus mengirim surat, meminta Wahya meneruskan SALAM. Tahun 2000 wanita ini lalu melanjutkan SALAM di Ngestiharjo, Kasihan, Bantul. Dan dia menjalankan kembali SALAM di Banjarnegara.

Tahun Ajaran 2008/2009, SALAM memberanikan diri membuka sekolah dasar dengan model pendidikan yang memanusiakan peserta didik. Kini SALAM memiliki 120 siswa, dari tingkat SD hingga SMP. SALAM juga membangun perpustakaan, memberikan pendidikan lingkungan, dan pertanian organik untuk anak-anak.

Wahya membangun depot pertanian organik disamping rumahnya. Ia juga mendirikan warung sebagai pasar kecil yang menjual hasil karya anak-anak, mulai dari beras organik, teh, kopi, madu, dan sebagainya. Wahya juga melakukan pendampingan remaja, membuat program jurnalistik agar mereka tahu dunia nyata dengan mewawancarai petani, pedagang, pemulung.

Ia menarik remaja untuk membumi dan mendekat ke alam. Wahya menyebut pendidikan yang ia lakukan sebagai otokritiknya terhadap pendidikan konvensional dengan kurikulum serba menuntut.

"Mendirikan SALAM ini pada awalnya tidak mudah, apalagi berhadapan dengan regulasi dari pemerintah. Namun itu tak menyurutkan saya karena apa yang diberikan SALAM kepada muridnya tidak beda dengan seolah umumnya. Bahkan lulusan SD SALAM bisa berprestasi di sekolah umum," ujar Wahya.

Berbeda dengan sekolah-sekolah alternatif yang mengusung konsep keislaman, Wahya memilih menjalankan sekolahnya dengan mengedepankan kearifan lokal. “Ngerti, ngroso, nglakoni,” atau mengerti, memahami, dan menjalankan, menjadi prinsip dasar Wahya dalam mendidik siswanya. 

Perempuan berkacamata ini memilih menekankan pendidikan pada hati nurani, bukan hanya bisa membaca huruf abjad. Tapi juga moco kahanan atau membaca suasana.

Rangsang Kreativitas

Ketiga sekolah alternatif ini sama-sama beranjak dari keinginan yang sama, tak ingin terpaku pada pola sekolah konvensional dan memberikan kesempatan siswa berkembang sesuai potensinya. Mereka membebaskan siswa dari seragam dan buku paket. Mengajak siswa untuk melakukan eksplorasi dan eksperimen, termasuk melibatkan siswa langsung dalam setiap proses pembelajaran.

Halaman Selanjutnya
img_title