Selidik Kerja Hacker

- XCG Tech
Pendapat yang sama juga pernah diutarakan pakar keamanan Internet, Profesor Richardus Eko Indrajit dari Indonesia Security Incident Response Team on Internet Infrastructur (ID-SIRTII). Dalam makalahnya yang dipublikasikan di laman ID-SIRTII, Eko menilai saat ini hacker merasa tertantang jika dapat masuk ke sebuah sistem tertentu, yang dianggap sulit untuk dipenetrasi. Tindakan itu berhasil menstimulus hormon-hormon dalam tubuh manusia masa kini yang memberikan sebuah sensasi tersendiri secara alami.
Meskipun aksi deface tetap bisa menjadi peringatan bagi perusahaan, terkait lubang dalam jaringannya, H agak keberatan menyebut defacer tersebut sebagai hacker. Malah, seorang hacker "Gantengers" - yang mampu membobol uang miliaran rupiah milik Tiket.com - pun masih belum bisa disebutnya sebagai hacker profesional dan mahir. (Baca juga: Mereka Mengacak-acak Celah Keamanan)
“Aksi hacker untuk kasus (Tiket.com) itu, kalau yang saya baca, dia kebetulan menemukan kerentanan yang berisi informasi credential, berupa username dan password, yang bisa mengakses dan mengambil alih transaksi. Itu juga menurut saya hanya kebetulan. Sultan juga dikatakan meng-hack ribuan situs. Itu bukan meng-hack, pasti hanya deface,” kata H.
Aksi hacker Tiket.com itu disebutnya sebagai kejahatan yang menggunakan metode hacking bernama social engineering. Hacker mana pun bisa menarik uang dari kerentanan menggunakan social engineering, termasuk para Lamer dan Script Kiddie.
Hanya saja bedanya, kata H, tergantung keberanian dan aksi nekat yang dimiliki. Kebetulan, Sultan memiliki aksi nekat dan keberanian itu.
Selanjutnya...Tipe-tipe Hacker
Tipe-tipe Hacker
Eko pun mengungkapkan Social Engineering sebagai suatu teknik memperoleh data/informasi rahasia dengan cara mengeksploitasi kelemahan manusia.
“Walaupun sebuah sistem telah dilindungi dengan piranti keras dan piranti lunak canggih penangkal serangan seperti firewalls, antivirus, IDS/IPS, dan lain sebagainya , tetapi jika manusia yang mengoperasikannya lalai maka keseluruhan peralatan itu tidaklah ada artinya. Para kriminal dunia maya paham betul akan hal ini,” kata Eko, dalam makalahnya bertajuk "Seluk Beluk Teknik Social Engineering".