Direktur Pemasaran PT Astra Honda Motor, Thomas Wijaya

Harga Motor di Indonesia Masih Masuk Akal

Thomas Wijaya Direktur Pemasaran Astra Honda Motor
Sumber :
  • VIVA/Purna Karyanto

VIVA – Populasi sepeda motor tumbuh subur di Nusantara. Data menunjukkan populasi kendaraan roda dua di Indonesia, mencapai lebih dari 75 persen dari total jumlah kendaraan di Tanah Air yang berjumlah 111 juta unit.

Penjualan 2 Mobil Ini Naik di Tengah Lesunya Pasar Otomotif

Jika mengacu statistik penjualan, memang berbanding lurus. Mengingat, tiap tahun pemasaran sepeda motor di Indonesia lebih banyak, enam kali lipat ketimbang mobil.

Populasi semakin membengkak, karena mudahnya masyarakat memiliki motor dengan berbagai program kemudahan yang ditawarkan pabrikan maupun perusahaan pembiayaan.

Honda Brio dan Kijang Innova Kalah Laku dari Mobil Ini

Besarnya populasi motor di Indonesia sebagian besar disumbang merek berlogo ‘sayap mengepak’ Honda. Karirnya terbilang moncer di seluruh penjuru nusantara. Saking diterimanya, bahkan pabrikan asal Jepang ini mendarah daging di masyarakat.

Sampai-sampai, ada sebagian warga di daerah yang kental menyebut sepeda motor dengan sebutan Honda.

Rapor Merah Penjualan Mobil Februari 2024

Baru-baru ini, VIVA berkesempatan mewawancarai Direktur Pemasaran PT Astra Honda Motor, Thomas Wijaya, untuk mengetahui bagaimana merek tersebut bisa sangat diterima hingga, bahkan mendarah daging bagi masyarakat Tanah Air. Termasuk, mengetahui apa saja strategi yang dipersiapkan untuk menatap bisnisnya ke depan.

Poin utama yang disampaikan adalah kemampuan Honda menghadirkan produk ideal, baik menjawab kebutuhan desain, fitur, hingga aftersales sampai kemudian banyak orang percaya dengan merek tersebut.

Jebolan divisi penjualan Daihatsu itu juga sempat menyinggung seputar dampak dari ‘meledaknya’ sepeda motor di Indonesia. Di mana, angka kecelakaan yang melibatkan pengendara sepeda motor memang cukup besar.

Tak ketinggalan, bicara seputar harga motor di RI yang dianggap masih rasional dan rencana ke depan Honda yang terus berupaya menghadirkan produk dengan teknologi berkelas termasuk kesiapan menghadapi era motor listrik. Seperti apa? Berikut petikannya:

Bagaimana bisnis penjualan motor Honda di Indonesia?

Kalau kita lihat tentunya pasar sepeda motor selama tiga tahun terakhir memang mengalami kontraksi turun, tapi tahun ini kita melihat bisa ada kenaikan hingga lima persen.

Market share kami sampai September (2018) 75 persen, total volume kurang lebih 3,5 juta sampai September, angka itu tumbuh di atas sembilan persen dibanding tahun lalu. Dan, saya rasa itu juga sedikit di atas dari pertumbuhan total pasar secara nasional. Ada kenaikan yang cukup positif tahun ini dibandingkan tiga tahun terakhir.

Walau begitu bukan berarti tanpa tantangan. Sebab, tantangan ada pada konsumen itu sendiri. Bagaimana kita fokus bisa memberikan value dan nilai, sehingga konsumen itu memakai sepeda motor tidak hanya sebagai fungsional tapi juga lifestyle, gaya hidup, hobi dan sebagainya.

Seberapa penting Indonesia bagi Astra Honda Motor?

Indonesia sangatlah penting bagi kami. Jadi, saya kira bukan cuma Honda, tetapi secara total pasar juga menyebut Indonesia sangat besar, sangat penting.

Indonesia bisa dikatakan masuk tiga besar penjualan motor di dunia. Maka, kemudian jadi target banyak produsen otomotif, termasuk kami. Dan, kami bersyukur produk kami diterima masyarakat. Termasuk penyebutan Honda pada motor-motor di pelosok daerah.

Itu bukti, kami bisa diterima dengan baik. Semua kembali lagi, ke kepercayaan. Kita merasa kepercayaan orang Indonesia terhadap Honda sangat tinggi sekali.

Maka dari sisi produk kita selalu menyesuaikan dengan keinginan konsumen, baik teknologi, desain, fitur, itu benar-benar kita sesuaikan dengan usia dan tentunya dengan pelayanan prima.

Motor apa yang paling sukses sepanjang Honda berkiprah di Tanah Air?

Skutik Beat-lah yang jadi produk paling fenomenal kami. Jadi, mulai pertengahan 2008, sampai saat ini, sudah kurang lebih 15 juta pengguna Beat di Indonesia.

Bagaimana ekspor motor Honda, kenapa selalu di bawah Yamaha?

Nah, memang ekspor ini menjadi fokus kita dalam tiga sampai lima tahun terakhir. Karena, selama ini prioritas utama kita adalah pemenuhan pasar domestik. Jadi, bagaimana masyarakat Indonesia bisa terpenuhi keinginannya.

Tetapi, saya pastikan, soal ekspor kita masih positif, semua tergantung dari regulasi pemerintah negara tujuan. Sebagai gambaran, kita mengekspor itu ada dua, yakni CBU (Completely Built Up) dan CKD (Completely Knock Down), jadi kayak tahun lalu.

Ekspor CBU kita, mungkin masih 120 ribuan tahun ini, tetapi kita bisa meningkat 40-50 persen, jadi hampir di atas 175 ribu.

Kemudian CKD, kita juga meningkat signifikan dari 150 ribu unit, meningkat menjadi mungkin di atas 220 ribu. Jadi peningkatannya hampir double, kurang lebih 60-70 persen.

Berikutnya, segmen potensial apa yang bisa diandalkan>>>

Suzuki Nex II warna baru edisi 2024

Suzuki Nex II Edisi 2024 Mengaspal, Ini Perubahannya

Suzuki Indonesia kembali menghadirkan penyegaran pada salah satu sepeda motor terpopulernya, Nex II.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024