Propagandis Rusia Kompori Putin Sikat Ukraina dan Barat dengan Bom Nuklir

VIVA Militer: Rudal Balistik Antarbenua (ICBM) Satan-2 Rusia
Sumber :
  • mirror.co.uk

VIVA – Desakan kepada Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengambil keputusan penggunaan senjata nuklir dalam perang di Ukraina kembali muncul. Adalah Vladimir Solovyov, propagandis sekaligus jurnalis Rusia, yang menyatakan hal tersebut.

Kabar Bahagia TNI, Sarah Puspita Sah Dinikahi Sersan Polisi Militer Hantu Laut Marinir

Sejak melancarkan invasi militer pada 24 Februari 2022 lalu, Rusia mendapatkan perlawanan sengit dari Ukraina. 

Dengan bantuan persenjataan miliaran Dolar dari Amerika Serikat (AS) dan negara Barat anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), Ukraina yang kalah segalanya bisa bertahan dengan sangat keras.

Penuh Bangga, Mayjen TNI Bangun Nawoko Sambut Kemenangan Prajuritnya dari Medan Laga

Walaupun terus mendapat kecaman dari para pejabat tinggi dan sekutu Rusia, Amerika dan negara-negara Barat seolah tak menggubris peringatan itu. Sehingga, opsi penggunaan senjata nuklir oleh militer Rusia kerap didesak untuk diambil. 

VIVA Militer: Rudal nuklir Rusia, 2. RSM-56 Bulava

Photo :
Sergap Rumah Berisi Senjata Api, Pria Tegap Misterius di Sei Meranti Ternyata Intel TNI

Dengan sejumlah fakta yang terjadi di medan pertempuran, Solovyov menyatakan jika penggunaan senjata nuklir Rusia tidak akan bisa dielakkan. 

"Pendekatannya sangat sederhana. Saya pikir senjata nuklir taktis akan digunakan, dan itu tidak bisa dihindari," ucap Solovyov dikutip VIVA Militer dari Newsweek.

Solovyov beralasan jika senjata nuklir taktis Rusia harus digunakan di wilayah Sungai Dniper. Faktanya, serangan artileri Ukraina di wilayah di bendungan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Nova Kakhovka menimbulkan banyak korban jiwa.

Selain itu, jebolnya bendungan membuat bencana ekologis yang membuat Sekretaris Jenderal Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres, mengecam keras tindakan Ukraina.

VIVA Militer: Senjata nuklir Rusia

Photo :
  • thesun.co.uk

Satu alasan lainnya menurut Solovyov adalah memotong jalur suplai senjata dari negara Barat, di kota pusat administrasi Boryspil, Oblast (Provinsi) Kiev, Ukraina.

"Saya percaya bahwa senjata nuklir taktis harus digunakan di penyeberangan Dnieper, di titik masuk transportasi kereta api dari negara-negara Barat yang memasok senjata di Boryspil," kata Solovyov yang juga merupakan jurnalis stasiun televisi Republik Federasi Rusia, Russia-1.

Dalam data yang dilansir VIVA Militer dari The Bulletin 9 Mei 2023, saat ini Rusia diperkirakan memiliki 1.674 senjata nuklir. Di dalamnya termasuk 13 rudal aktif dan 10 unit lainnya yang tidak aktif.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya