-
VIVA – Kabar kurang sedap kembali menghampiri industri otomotif global. Kali ini datang dari Daimler, induk perusahaan mobil Mercedes-Benz, yang akan mengkahiri hubungan dengan 10 ribu pekerjanya.
Pemutusan hubungan kerja atau PHK tersebut, rencananya dilakukan secara bertahap selama kurun waktu tiga tahun. Kebijakan untuk mengurangi 3 persen tenaga kerjanya itu juga sudah disepakati bersama dengan serikat bpekerja terkait.
Salah satu raksasa otomotif dunia tersebut menyebut, PHK terpaksa dilakukan sebagai efisiensi, karena perusahaan harus berinvestasi untuk kendaraan listrik.
Tak hanya itu, perang dagang antara Amerika Serikat dan China yang membuat pertumbuhan ekonomi melambat, berdampak bagi pertumbuhan industri otomotif dunia.
Baca juga: Enggak Cuma Sporty, Fitur Suzuki Baleno Hatchback Juga Berlimpah
Lihat Juga
-
Mercedes-Benz yang Jadi Mobil Dinas Presiden, Servisnya di Mana Sih?
-
Mobil Mercedes-Benz Nunggak Pajak, Pemiliknya Bilang Belum Punya Uang
-
-
Jokowi Bakal Pakai Mobil Dinas Baru, Nasib yang Lama Bagaimana?
-
Chevrolet 'Cabut', Mercedes-Benz Justru Betah di Indonesia
-
Mercedes-Benz Luncurkan Dua Mobil Gagah Rakitan Bogor
-
Tahun Depan, Jokowi Bisa Pakai Mobil Dinas Barunya
"Industri otomotif berada di tengah transformasi terbesar dalam sejarahnya," demikian keterangan resmi dari Daimler yang dikutip dari Reuters, Rabu 4 Desember 2019.
Serikat pekerja, disebut Daimler sudah menyetujui kebijakan untuk memotong biaya dan pekerjaan, termasuk tidak lagi mempekerjakan pekerja lepas dan memberi sejumlah pesangon bagi karyawan yang masuk dalam daftar PHK.
Perusahaan induk Mercedes-Benz itu mempekerjakan 304.680 karyawan pada kuartal-III tahun ini. Dengan PHK ini, perusahaan otomotif ini diperkirakan bisa menghemat USD1,54 miliar atau setara dengan Rp21,7 triliun sampai akhir tahun 2022.
-