2 Negara Ini Enggak Butuh Kendaraan Listrik untuk Atasi Polusi Udara

Bhutan.
Sumber :
  • Businessinsider.com

VIVA Otomotif – Berbagai negara termasuk Indonesia sedang gencar mempopulerkan penggunaan kendaraan listrik, tujuannya yakni untuk mengurangi polusi udara yang selama ini merusak lingkungan.

Heru Budi Kunker ke Jepang, Harap Proyek MRT East-West Groundbreaking Agustus

Pemerintah bahkan sudah mengeluarkan peta jalan kendaraan listrik berbasis baterai, dengan harapan para produsen otomotif bisa menghadirkan alat transportasi pribadi yang bebas emisi dengan harga terjangkau.

Co-founder Indonesia Research Institute for Decarbonization, Paul Butarbutar mengatakan bahwa sumber emisi paling besar berasal dari energi.

Bus Hino RM 280 ABS Jadi Andalan di Kalimantan Tengah

“Terutama dari transportasi, juga dari sisi pembangkit yang masih didominasi oleh PLTU. Kontribusinya bisa mencapai 73 persen,” ujarnya saat menjadi narasumber acara seminar yang digelar di Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, dikutip Selasa 11 Oktober 2022.

asap kendaraan

Photo :
  • inmagine
Pemprov DKI Jakarta Dukung Kerja Sama Proyek MRT Berkonsep TOD dengan Jepang

Paul menuturkan, Indonesia menargetkan pada 2060 akan bisa mewujudkan Net Zero Emission di mana semua emisi yang dihasilkan bisa diserap oleh alam.

“Tolong dibedakan antara Net Zero Emission dan Zero Emission, itu dua hal yang berbeda. Yang kita targetkan adalah NZE di 2060, yang berarti masih ada emisi yang akan keluar tetapi pada saat emisi itu keluar harus ada yang diserap,” tuturnya.

Saat ini, kata Paul ada dua negara yang sudah berhasil mencapai NZE. Uniknya, kedua wilayah tersebut statusnya bukan negara maju yang memiliki populasi besar kendaraan listrik.

“Yang sudah mencapai Net Zero emission itu adalah Suriname dan Bhutan. Sementara, kebanyakan negara Eropa menargetkan di 2050. target Indonesia di 2060 atau lebih awal,” ungkapnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya