Ini Penyebab Baterai Kendaraan Listrik Cepat Drop

Ilustrasi pabrik baterai mobil listrik.
Sumber :
  • Electrek

VIVA Otomotif – Jumlah kendaraan listrik di Indonesia saat ini sudah semakin banyak, seiring kebijakan pemerintah yang memberi banyak kemudahan untuk proses produksi maupun kepemilikannya.

Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia atau Gaikindo menunjukkan, jumlah mobil listrik yang terjual pada tahun lalu mencapai 10 ribu unit, naik dari tahun sebelumnya yang hanya di kisaran seribu unit.

Salah satu hal yang membuat naiknya minat masyarakat untuk memiliki kendaraan ramah lingkungan itu, yakni karena harga yang ditawarkan saat ini sudah cukup terjangkau.

Selain itu, keberadaan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum atau SPKLU di Tanah Air juga semakin banyak dan tersebar di berbagai wilayah. Alhasil, pengguna tidak perlu khawatir kehabisan daya listrik saat menempuh perjalanan jauh.

Adanya fitur pengisian cepat alias fast charging, semakin membuat nyaman para pemilik kendaraan listrik baik mobil maupun sepeda motor. Dengan waktu yang relatif singkat, daya baterai bisa bertambah dan cukup untuk melanjutkan perjalanan.

Meski demikian, tidak semua teknologi canggih seperti fast charging bisa digunakan di semua kendaraan listrik. Hal itu diungkapkan oleh pengamat otomotif dari Institut Teknologi Bandung, Agus Purwadi.

“Baterai pada prinsipnya punya ampere hours, normalnya kan hour atau jam. Nah, kalau fast charging itu di bawah hour, menitan. Jadi, berarti pengecasannya dua kali kapasitas, dipaksa,” ujarnya di Jakarta, dikutip Jumat 27 Januari 2023.

Agus menuturkan, hal buruk yang terjadi ketika baterai dipaksa menerima arus listrik dua kali lebih besar adalah kemampuannya menjadi berkurang, atau biasa disebut dengan istilah drop.

Baru Saja Meluncur, Mobil Ini Sudah Laku Banyak Banget

“Otomatis termal (panas) naik. Nah kalau termal naik, keawetannya turun. Bagi baterai, fast charging itu memperpendek umur. Itu sangat-sangat berpengaruh,” tuturnya.

Menurut Agus, ada beberapa jenis baterai yang bisa menerima beban termal tinggi namun spesifikasinya tidak memungkinkan untuk dipakai di kendaraan yang butuh performa tinggi.

Kemenhub Tegaskan Bus Tak Laik Jalan Bisa Kena Sanksi Pidana

“Baterai lithium ferro-phosphate (LFP) itu relatif termalnya baik, jadi aman kalau mau cas cepat. Kendaraan-kendaraan yang enggak butuh performa, baterai LFP cocok. Tapi kalau perlu performa, dia butuh NMC atau NCA,” jelasnya.

Ratusan Unit Mobil Listrik Toyota Dipakai Menteri dan Tamu Negara di WWF Bali
Hyundai Ioniq 6 di WWF 2024

Mobil Listrik Hyundai Digunakan Tamu VIP di World Water Forum 2024

Sejumlah produsen mobil berkontribusi dalam acara kenegaraan World Water Forum, atau WWF 2024 yang berlangsung di Nusa Dua, Bali, pada 18-24 Mei. Salah satunya Hyundai...

img_title
VIVA.co.id
20 Mei 2024