- VIVA/Muhamad Solihin
VIVA – Pasar mobil penumpang di Indonesia berbeda dengan negara lain. Jika mobil sedan dan Sport Utility Vehicle paling diminati di Eropa dan Amerika Serikat, maka di Tanah Air mobil jenis Multi Purpose Vehicle (MPV) yang memiliki pangsa pasar terbesar.
Itu sebabnya, produsen mobil di Tanah AIr berlomba-lomba merilis MPV. Itu juga yang dilakukan Wuling Motors, pendatang baru yang berasal dari China. Dalam waktu singkat, mereka merilis MPV berbagai jenis, seperti Confero, Formo dan Cortez.
Sementara, PT Sokonindo Automobile yang juga berasal dari Negeri Tirai Bambu, sampai sekarang masih enggan merilis DFSK versi MPV. Padahal, di negara asalnya sudah ada Glory 360 dan 330, yang ditawarkan dalam varian mesin diesel 1.300cc serta bensin 1.500cc.
Mobil keluarga DFSK tersebut juga memiliki kapasitas tujuh penumpang. Spesifikasinya juga tak beda jauh dengan Avanza atau Xpander.
"Melalui studi kami, memang MPV merupakan pasar mobil terbesar di Indonesia. Tapi, kami juga melihat, konsumsi masyarakat Indonesia dengan kendaraan sedikit berubah," ujar Managing Director of Sales Center PT Sokonindo Automobile, Franz Wang di Depok, Jawa Barat, Selasa 12 Maret 2019.
Menurutnya, mobil kelas Low MPV atau Low Cost Green Car hanya batu loncatan, bagi orang yang baru memiliki mobil dengan dana terbatas. Saat mereka berniat mengganti mobil, diprediksi akan naik kelas menggunakan SUV.
"Yang awalnya mereka menggunakan LCGC atau Low MPV, mereka mau naik kelas. Jadi, mengganti mobilnya dengan SUV. Dari hasil riset itu, kami bertahan menjual SUV, dan kami untuk saat ini tetap pertahankan strategi itu," katanya.
Sebagai informasi, DFSK sampai saat ini masih fokus meramaikan pasar SUV dengan Glory 580. Dalam waktu dekat, versi Low SUV pun akan dirilis, yakni Glory 560, yang juga dapat menampung tujuh orang penumpang. (kwo)
Cicipi Mobil Listrik Seres E1 Harga Rp100 Jutaan, Enak dan Gak Sempit
Seres E1 menjadi salah satu alternatif bagi Anda yang mau membelu mobil listrik dengan ukuran kecil dan harga murah di PEVS 2024. Redaksi VIVA berkesempatan mencobanya.
