- Instagram @dishubdkijakarta
VIVA – Angkutan kota atau angkot, sudah sejak lama menjadi andalan kaum menengah ke bawah sebagai alat transportasi sehari-hari. Dengan menggunakan transportasi umum tersebut, warga tidak perlu repot soal pajak kendaraan maupun parkir.
Khusus untuk wilayah Jakarta, sistem pembayarannya saat ini lebih mudah karena sudah terintegrasi dengan program JakLingko. Pemprov DKI juga memiliki program MikroTrans, yakni transportasi umum berbentuk angkot yang melayani rute dari dan menuju moda transportasi lebih besar seperti TransJakarta.
Dilansir VIVA Otomotif dari laman Instagram @dishubdkijakarta, Senin 27 Desember 2021, Dinas Perhubungan DKI Jakarta berencana menambah armada MikroTrans dengan kendaraan angkot yang dilengkapi penyejuk kabin atau AC.
Angkot AC sudah ada di Ibu Kota sejak beberapa tahun lalu, dan melayani para penumpang dengan sistem pembayaran JakLingko yang mudah serta tidak membutuhkan uang tunai.
Armada baru tersebut rencananya akan menggunakan mobil Suzuki Carry sebagai basisnya, dengan modifikasi berupa karoseri karena model ini hanya tersedia dalam pilihan pikap saja.
“Layanan ini merupakan upaya Pemprov DKI Jakarta dalam memberikan kemudahan akses layanan transportasi publik yang nyaman, aman dan handal bagi masyarakat DKI Jakarta,” tulis Dishub DKI.
Angkot MikroTrans baru ini akan memiliki kapasitas 9-11 penumpang, dan pada kursi disediakan sabuk pengaman dua titik. Pada panel pemisah kompartemen dipasang layar berukuran 29 inci, yang menampilkan rute serta promo.
Untuk mencegah tindak kejahatan, tersedia empat kamera CCTV. Yang tidak kalah unik adalah pintunya, yang bisa membuka dan menutup secara otomatis.
“Serta untuk memudahkan penumpang, mikrotrans ber-AC akan memiliki running text yang menampilkan rute. Running text terdapat didepan, samping kiri dan belakang armada,” kata Dishub.
Direktur Pemasaran PT Suzuki Indomobil Sales divisi roda empat, Donny Saputra beberapa waktu lalu mengatakan bahwa jumlah penumpang harian angkutan umum di DKI Jakarta turun hingga 58,44 persen selama pandemi.
Itu sebabnya, SIS bersama JakLingko berupaya mencari solusi dan berinovasi untuk menarik kembali minat masyarakat terhadap transportasi umum tersebut.