- Autonews.
VIVA Otomotif – Setelah memberlakukan penguncian atau lockdown pada beberapa wilayah di China, negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia itu mulai pulih industri otomotifnya.
Di sana, penjualan mobil naik 3,4 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Meski masih kecil, namun mereka telah membuktikan bahwa produk kendaraan buatan lokal tetap diminati di dalam negeri maupun luar negeri.
Dilansir dari JapanToday, Selasa 12 Juli 2022, menurut Asosiasi Produsen Mobil China, penjualan pada periode Januari hingga Juni tercatat sebanyak 10,4 juta kendaraan setelah menghadapi lockdown, khususnya di wilayah Shanghai sebagai tempat strategis penjualan mobil.
Pertumbuhan penjualan tertinggi terjadi pada bulan Juni, yang mencapai 41,2 persen. Hal itu dikarenakan pada akhir bulan Mei, kondisi kembali normal seiring pengontrolan anti-virus pada Covid-19.
Diketahui, di negara tersebut memiliki perusahaan otomotif yang terkemuka seperti SAIC, FAW, BAIC, Dongfeng, Wuling Motors, dan Changan. Beberapa dari mereka saat ini tengah mengembangkan produk masa depan, salah satunya kendaraan EV atau Electric Vehicle.
Penjualan mobil listrik di segmen SUV dan sedan di China mengalami peningkatan, dibandingkan kendaraan konvensional atau bensin. Menurut CAAM, di negara tersebut mengalami peningkatan 130 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Untuk bulan lalu, negara yang terkenal dengan sebutan tirai bambu ini berhasil menjual 596 ribu unit kendaraan listrik. Bahkan mereka sudah mulai beralih sepenuhnya ke kendaraan ramah lingkungan.
Meski begitu, di negara China juga masih merasakan kekurangan chip semikonduktor dan gangguan rantai pasok global. Adanya masalah tersebut membuat produksinya menjadi terhambat.
Sebagai tambahan informasi, untuk penjualan kendaraan seperti truk dan bus mengalami penurunan 6,6 persen, saat diperlakukan penguncian. Tetapi, setelah dibuka jenis kendaraan tersebut mengalami kenaikan sebesar 23,8 persen pada bulan Juni.