Bikin Mobil Listrik di Indonesia, Neta Pilih Harga Murah atau Fitur Lengkap?

Neta V
Sumber :
  • VIVA/Yunisa Herawati

Semarang, 16 Desember 2023 - PT Neta Auto Indonesia mengumumkan, bahwa proses perakitan lokal atau Completely Knock Down (CKD) untuk mobil listrik pertama mereka yakni Neta V, akan dimulai di fasilitas produksi milik PT Handal Indonesia Motor pada kuartal kedua tahun 2024.

Terpopuler: BYD Minta Maaf ke Konsumen, Mengecas Mobil Listrik Cuma 10 Menit

Hal ini disampaikan oleh Director of Brand Marketing Neta Auto Indonesia, Yusuf Anshori, dalam sesi tanya jawab dengan media di Semarang, Jawa Tengah beberapa waktu lalu.

"Proses CKD Neta V dijadwalkan dimulai pada kuartal kedua 2024. Saat ini, kami masih dalam tahap persiapan, termasuk mencari mitra lokal untuk memproduksi komponen-komponen yang dibutuhkan," ujarnya, dikutip VIVA Otomotif.

BYD Minta Maaf Konsumen di Indonesia Belum Terima Unit, Ini Biang Keroknya

Yusuf mengatakan, bahwa Neta masih melakukan evaluasi terkait kemungkinan penurunan harga Neta V setelah proses CKD dimulai di Pondok Ungu, Bekasi, Jawa Barat. Saat ini, Neta V dijual dengan harga Rp379 juta.

Neta V

Photo :
  • VIVA/Yunisa Herawati
Mengecas Mobil Listrik Nantinya Cuma Butuh Waktu 10 Menit

"Kami masih evaluasi, karena harga yang sudah kami keluarkan kemarin yang di Rp379 juta pun sebetulnya sudah sudah dianalisis, sudah diperhitungkan kalaupun harga terkena insentif. Jadi, apakah nanti akan turun lagi atau nanti akan ada improvement lebih gitu, itu kami masih akan evaluasi," tuturnya.

Yusuf juga belum bisa memastikan berapa target Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) Neta V yang diproduksi secara lokal.

"Kalau itu targetnya ya saya harus tanya tim produk, saya belum bisa jawab," ungkapnya.

Yusuf mengatakan bahwa Neta akan memprioritaskan penggunaan komponen lokal untuk baterai Neta V. Namun, hal ini masih perlu dikaji terlebih dahulu karena terkait dengan regulasi dan ketersediaan baterai lokal.

"Baterai komponen utama yang diutamakan, tapi apakah memang baterai yang pertama di TKDN kan itu kami masih evaluasi dulu. Karena kan terkait regulasi lagi, plus baterai-baterai ini pun belum ada yang 100 persen diproduksi di sini. Apakah baterai itu jadi TKDN, untuk kami belum tahu kecuali nanti tahun depan sudah banyak pabrik-pabrik baterai di Indonesia," kata Yusuf.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya