Transportasi Massal Takkan Hentikan Penjualan Mobil

Pameran Transportasi Indonesia
Sumber :
  • VIVAnews/Ikhwan Yanuar

VIVA.co.id - Berbagai cara dilakukan perusahaan otomotif di Indonesia untuk terus meningkatkan penjualan di tanah air. Namun di lain pihak, pemerintah diminta oleh sebagian masyarakat untuk membatasi peredaran kendaraan bermotor.

Belum Lama Meluncur, Penjualan Calya Sudah Salip Agya

Selain itu, pemerintah pun diminta tegas untuk menerapkan transportasi massal yang aman, nyaman dan murah, sehingga dapat digunakan masyarakat.

Menanggapi hal tersebut, Ketua 1 Gaikindo, Jongkie D Sugiarto, yang mewakili para perusahaan mobil nasional menyatakan tidak khawatir untuk tetap menjual mobil di Indonesia, walaupun transportasi massal tetap dibangun.

Pamerkan 23 Mobil Baru di IIMS, Honda Klaim Banjir Pesanan

"Kami tidak takut penjualan kendaraan bermotor turun jika public transport makin membaik. Masyarakat akan tetap beli mobil, tapi sehari-hari mereka akan naik transportasi massal, dan weekend baru keluar pakai mobil pribadi. Weekend kantoran libur, jadi tidak akan macet," kata Jongkie kepada wartawan di Jakarta, Selasa 27 Januari 2015.

Jongkie beralasan, bahwa masyarakat akan tetap membeli mobil karena pertumbuhan ekonomi menjadi faktor utama. Selain itu, penghasilan masyarakat setiap tahunnya semakin bertambah. Dengan demikian, kendaraan tetap menjadi pilihan masyarakat.

Daihatsu Antisipasi Turunnya Daya Beli Masyarakat

"Banyak contohnya, seperti Singapura, harga mobil gila-gilaan, public transport canggih, tapi mobil tetap dipakai pada saat weekend. Semua pergi pakai public transport pada weekday, dan weekend pakai mobil," jelas Jongkie.

Pertumbuhan otomotif 2015

Jika Gaikindo memprediksi penjualan otomotif akan stagnan di angka 1,2 juta unit, lain halnya dengan Frost & Sullivan, yang memperkirakan pasar roda empat naik lima persen tahun ini, yaitu dari 1.208.019 unit menjadi 1.286.000 unit di 2015.

Hal itu diungkapkan Vice President Frost & Sullivan, Vivek Vaidya. Menurut Vivek, pertumbuhan otomotif disebabkan meningkatnya investasi, anggaran pembiayaan infrastruktur dari pemerintah dan pertumbuhan kelas menengah.

"Pertumbuhan ekonomi di Indonesia tahun ini tergolong stabil. Adanya pertumbuhan ekonomi sebanyak 5,5 persen turut mendorong angka penjualan kendaraan," ungkap Viviek.

Baca juga:

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya