Alasan Masyarakat Lebih Suka Mobil Jepang Ketimbang Eropa

Mobil Keluarga Murah di IIMS 2013
Sumber :
  • VIVAnews/Ikhwan Yanuar
VIVA.co.id
Belum Lama Meluncur, Penjualan Calya Sudah Salip Agya
- Mobil dengan merek Jepang tak bisa disangkal telah berhasil mendominasi industri otomotif di Indonesia. Hampir 90 persen dari total penjualan mobil di Tanah Air, disapu bersih oleh pabrikan Negeri Sakura tersebut.

Sarung Tangan Menempel di Motor, Bahayakah?

Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), hingga kini, 10 perusahaan otomotif terlaris di Indonesia dikuasai merek asal Jepang. Per Mei 2015, peringkat pertama dipegang Toyota, lalu disusul Daihatsu, kemudian Honda, Suzuki, Mitsubishi, Datsun, Nissan, Isuzu, Hino, dan Mazda.
Pamerkan 23 Mobil Baru di IIMS, Honda Klaim Banjir Pesanan


Menurut pengamat otomotif Suhari Sargo, kunci kesuksesan industri mobil Jepang di Indonesia, tidak terlepas dari luwesnya mereka dalam menciptakan produk yang sesuai dengan kebudayaan, atau pandangan masyarakat. Alhasil, sejak puluhan tahun, merek Jepang terus eksis di kancah pasar otomotif nasional.


"Jika melihat sejarahnya, Jepang terus mencengkeram pasar Indonesia dari hal-hal terkecil. Sebut saja alat transportasi, mobil pengawal Presiden, dan sebagainya. Kondisi itu rupanya membekas di benak masyarakat hingga akhirnya berhasil menggusur dominasi mobil Eropa dan Amerika, sejak tahun 1950-an," kata Suhari Sargo kepada
VIVA.co.id
.


Pria yang akrab disapa Ari itu mengaku bahwa Jepang pandai membaca peluang, termasuk di Indonesia. Jepang selalu membuat kendaraan yang seusai dengan karakter dan keinginan orang Indonesia.


"MPV (
Multi Purpose Vehicle
/mobil keluarga)itu laris di Indonesia sebagai bagian dari usaha Jepang, yang jeli membaca peluang. Mereka sukses melihat karakteristik sosial masyarakat Indonesia yang membutuhkan kendaraan lapang dan dapat banyak mengangkut penumpang," katanya.


Selain itu, kata Suhari, mobil-mobil buatan Jepang lebih efisien, harga terjangkau, dan memiliki biaya perawatan yang rendah. Hal inilah yang menjadi alasan mengapa mobil-mobil Eropa dan Amerika Serikat lambat berkembang di Indonesia.


"Mobil Jepang irit-irit dalam hal bahan bakar. Mobil Eropa dan Amerika boros. Selain itu, mobil Amerika dan Eropa besar-besar, tak cocok dengan ukuran badan orang Asia atau Indonesia. Beda dengan mobil Jepang. Setidaknya hal itu berlaku dahulu. Jepang selalu melihat kelemahan-kelemahan mobil Eropa dan Amerika menjadi kekuatan mereka," kata Ari.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya